Pintasan.co, Jakarta – Mantan Menteri Luar Negeri Pakistan, Bilawal Bhutto Zardari, memperingatkan bahwa sengketa mengenai Perjanjian Perairan Indus (IWT) dengan India dapat kembali memicu konflik bersenjata antara kedua negara.

Peringatan itu disampaikannya pada Senin (24/6) dalam pidato di hadapan parlemen di Islamabad.

“Jika India memutuskan untuk menindaklanjuti ancaman (air), kami harus berperang lagi,” ujar Zardari.

Pernyataan tersebut muncul sebagai respons terhadap komentar Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah, yang pada akhir pekan lalu menyatakan bahwa perjanjian IWT “tidak akan pernah dipulihkan.”

India diketahui menangguhkan sepihak perjanjian yang telah ditandatangani tahun 1960 dengan mediasi Bank Dunia, menyusul serangan di Pahalgam, Kashmir, pada 22 April lalu.

Perjanjian ini mengatur pembagian air dari sistem sungai Indus yang melintasi wilayah kedua negara yang memiliki sejarah konflik dan sama-sama memiliki senjata nuklir.

Zardari, yang memimpin diplomasi Pakistan setelah bentrokan militer terbaru dengan India, menegaskan bahwa New Delhi punya dua pilihan: membagi air secara adil, atau membiarkan Pakistan mengambil seluruh aliran dari enam sungai dalam sistem Indus.

Ia menilai tindakan India ilegal menurut hukum internasional. “Serangan terhadap Sindhu (Sungai Indus) dan klaim India bahwa IWT telah berakhir dan ditangguhkan… pertama, ini ilegal, karena IWT tidak ditangguhkan; itu mengikat Pakistan dan India, tetapi ancaman penghentian air itu sendiri merupakan tindakan ilegal menurut piagam PBB,” tegas Zardari.

Ia juga menanggapi pernyataan Amit Shah yang mengatakan bahwa India telah menangguhkan perjanjian karena menurutnya syarat perdamaian dalam kesepakatan tersebut telah dilanggar.

Namun, Zardari menekankan bahwa solusi terbaik adalah memulai kembali dialog antara India dan Pakistan yang selama ini terhenti, guna mencegah meningkatnya ketegangan di kawasan.

Baca Juga :  FDA Setujui Vaksin COVID-19 Terbaru dari Moderna untuk Lansia dan Kelompok Berisiko