Pintasan.co, Jakarta – Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, mengecam keras serangan militer Israel di Jalur Gaza, yang menurutnya tidak dapat dibenarkan kecuali memang bertujuan menjadikan wilayah itu sebagai “kuburan luas.”

“Sudah habis waktu untuk membuat pernyataan dan berkata-kata — situasi di Gaza terlalu serius,” ujarnya kepada media saat menghadiri pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels pada Selasa.

Berkat dorongan Spanyol dan dukungan dari 16 negara lainnya, Uni Eropa akhirnya memutuskan untuk meninjau ulang Perjanjian Asosiasi dengan Israel.

Perjanjian tersebut selama ini memberikan keuntungan dagang kepada Israel. Peninjauan ini muncul menyusul surat permintaan dari Spanyol dan Irlandia pada Februari 2024, yang menegaskan bahwa kerja sama Uni Eropa dan Israel seharusnya dilandasi penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Langkah Uni Eropa ini menjadi respons awal yang konkret setelah sekian waktu hanya menerima seruan-seruan moral.

Albares menyebut makin banyak negara yang kini bersedia mengambil sikap dan mulai mendukung pendekatan yang diusung Spanyol.

“Kita melihat tindakan sengaja dari Israel untuk menghambat bantuan kemanusiaan, dan secara langsung menyebabkan kelaparan,” kata Albares tegas.

Ia menilai kondisi di Gaza sebagai “tidak tertahankan, tidak manusiawi, dan tidak bisa diterima.” Karena itu, ia mendorong Uni Eropa untuk melakukan segala upaya guna menghentikan penderitaan warga sipil di Gaza secepatnya.

“Jika warga Gaza tidak dibunuh oleh bom, mereka akan mati kelaparan atau karena tidak mendapat layanan kesehatan. Kita tak bisa menoleransi ini walau semenit pun,” ujarnya.

Albares juga mengatakan bahwa pihaknya mengetahui Israel sedang merancang mekanisme baru untuk penyaluran bantuan kemanusiaan. Namun, ia meragukan sistem itu memenuhi standar internasional.

“Meski rinciannya belum jelas, sistem ini tampaknya tidak sesuai dengan prinsip kemanusiaan seperti netralitas, ketidakberpihakan, dan independensi, serta tidak memungkinkan distribusi tanpa syarat kepada seluruh warga yang membutuhkan,” jelasnya.

Pada hari yang sama, pemerintah Inggris juga mengumumkan penghentian sementara negosiasi perdagangan dengan Israel.

Baca Juga :  Dampak Penghapusan TikTok: Implikasi Ekonomi, Sosial, dan Digitalisasi di Indonesia

Perdana Menteri Keir Starmer menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza saat ini “tidak dapat diterima.”