Pintasan.co, Jakarta – Rusia tetap mampu menyelesaikan seluruh proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di luar negeri meskipun menghadapi sanksi internasional dan kendala dari perusahaan-perusahaan Barat, menurut pernyataan Wakil Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Mikhail Chudakov, pada Jumat (21/6).

Dalam wawancara dengan RIA Novosti di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Chudakov menyampaikan bahwa sejumlah proyek nuklir sempat mengalami penundaan, terutama dalam tahap pengoperasian, akibat perusahaan-perusahaan Barat tidak memenuhi kewajibannya.

Hal ini berkaitan dengan penyediaan teknologi dan peralatan otomasi di sektor termal dan sistem pengukuran.

Namun, Rusia sedang mencari solusi untuk mengatasi gangguan rantai pasokan tersebut. Chudakov optimistis bahwa semua proyek yang tertunda akan rampung dan mulai beroperasi sesuai rencana.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini nantinya akan mengubah pandangan negara-negara mitra terhadap kemampuan Rusia.

Chudakov juga menyoroti keberhasilan ekspor PLTN Rusia ke berbagai negara, termasuk Bangladesh, Turki, Mesir, Hongaria, Iran, India, dan China.

Ia menegaskan bahwa proyek-proyek tersebut aman dan dapat diandalkan setelah beroperasi, dengan PLTN Bushehr di Iran sebagai salah satu contoh terbaik.

Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-28 berlangsung pada 18–21 Juni dengan mengusung tema “Nilai-nilai Bersama: Fondasi Pertumbuhan di Dunia Multipolar.”

Rossiya Segodnya, perusahaan induk dari RIA Novosti, berperan sebagai mitra media resmi dalam acara tersebut.

Baca Juga :  Putin Tawarkan Kerja Sama Nuklir Damai dan Energi ke Indonesia dalam Pertemuan dengan Prabowo