Pintasan.coNajwa Shihab, atau yang akrab disapa Nana, adalah salah satu jurnalis paling terkenal di Indonesia. Lahir pada 16 September 1977, Najwa merupakan putri kedua dari tokoh cendekiawan Islam Indonesia, Quraish Shihab, yang juga mantan Menteri Agama Indonesia. Sejak kecil, Najwa tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan nilai-nilai intelektual, yang berpengaruh besar pada kariernya sebagai seorang jurnalis.

Najwa Shihab menyelesaikan pendidikan sekolah menengah di SMAN 6 Jakarta. Setelah lulus, dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan hukum. Meskipun dia memilih hukum sebagai bidang studinya, minatnya terhadap dunia jurnalisme telah tumbuh sejak dini. Selama kuliah, ia banyak terlibat dalam kegiatan kampus yang berhubungan dengan jurnalistik dan debat, yang kemudian mengasah kemampuannya dalam komunikasi dan berpikir kritis.

Pada tahun 2000, Najwa memulai kariernya sebagai jurnalis di Metro TV, salah satu stasiun televisi berita di Indonesia. Keputusannya untuk terjun ke dunia jurnalistik televisi merupakan langkah yang menantang, terutama karena ia harus menghadapi berbagai rintangan sebagai perempuan dalam industri yang didominasi oleh laki-laki.

Karier Najwa di Metro TV melesat dengan cepat. Salah satu momen yang membuatnya dikenal luas adalah ketika ia meliput langsung tsunami Aceh 2004. Najwa dengan berani melaporkan peristiwa tragis tersebut di tengah-tengah kondisi yang penuh tantangan. Laporan-laporan mendalam dan empatik dari Aceh membuatnya dihormati sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen tinggi terhadap kebenaran.

Pada tahun 2010, ia menjadi pembawa acara di “Mata Najwa,” sebuah program wawancara politik yang langsung meraih popularitas. Program ini dikenal karena gaya wawancaranya yang tajam, cerdas, dan mendalam. Najwa sering mengundang tokoh-tokoh politik, pemimpin, hingga aktivis untuk berdiskusi mengenai berbagai isu penting di Indonesia. Sikap kritis dan lugasnya dalam bertanya membuat Najwa menjadi salah satu jurnalis yang paling dihormati dan sekaligus ditakuti oleh narasumbernya.

Selain aktif di dunia televisi, Najwa juga sering menjadi moderator dalam acara-acara penting, termasuk debat politik dan diskusi publik. Keahliannya dalam memandu diskusi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tajam menjadikannya salah satu figur penting dalam lanskap media Indonesia.

Pada tahun 2017, Najwa memutuskan untuk mengundurkan diri dari Metro TV dan mengakhiri “Mata Najwa”. Namun, tak lama setelah itu, ia meluncurkan kembali Mata Najwa di platform digital dan bekerja sama dengan stasiun televisi lain. Program ini tetap mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia karena konsistensinya dalam membahas isu-isu politik dengan pendekatan yang mendalam dan kritis.

Baca Juga :  Kakanwil Kemenkumham Sulsel Apresiasi Pelatihan Bosara untuk WBP Rutan Sinjai

Penghargaan dan Pengakuan

Sebagai jurnalis, Najwa telah menerima berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya adalah penghargaan dari Indonesian Young Global Leader oleh World Economic Forum, Presenter Talkshow Terbaik dari Panasonic Gobel Awards, dan Asian Television Awards untuk kategori Best Current Affairs Presenter.

Ia juga dikenal sebagai salah satu perempuan Indonesia yang memberikan inspirasi bagi generasi muda, terutama bagi mereka yang tertarik pada dunia jurnalistik dan aktivisme sosial. Dedikasi Najwa dalam menyampaikan berita yang faktual, tajam, dan tanpa pandang bulu telah menjadikannya simbol jurnalisme yang berintegritas di Indonesia.

Keluarga dan Kehidupan Pribadi

Najwa Shihab menikah dengan Ibrahim Assegaf, seorang pengacara, dan mereka dikaruniai seorang putra bernama Izzat Ibrahim Assegaf. Meskipun sibuk dengan pekerjaannya sebagai jurnalis, Najwa selalu berusaha menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan keluarga. Ia sering berbagi momen bersama keluarga di media sosial, menunjukkan sisi personal dari sosok yang dikenal tegas dan kritis di depan layar.

Komitmen Pada Pendidikan dan Literasi

Di luar aktivitas jurnalistiknya, Najwa juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, terutama yang berkaitan dengan pendidikan dan literasi. Ia merupakan salah satu pendiri gerakan “Narasi”, yang bertujuan untuk mempromosikan literasi media dan pendidikan kritis di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Melalui Narasi, Najwa dan timnya menyelenggarakan berbagai acara, seminar, dan konten digital yang mengajak masyarakat untuk berpikir lebih kritis terhadap berita dan informasi yang mereka konsumsi.

Najwa Shihab adalah sosok yang telah mengukir namanya di dunia jurnalistik Indonesia. Keberanian, integritas, dan dedikasinya untuk menyampaikan kebenaran telah menjadikannya panutan bagi banyak orang, terutama para jurnalis muda. Dengan komitmennya yang kuat terhadap keadilan, kebenaran, dan pendidikan, Najwa Shihab terus menjadi suara penting dalam dunia media dan politik Indonesia.