Pintasan.co, Solo – National Paralympic Committee (NPC) Indonesia mempersiapkan dasar regenerasi atlet disabilitas melalui program pencarian bakat yang diberi nama Mendobrak Batas.
Program ini akan berlangsung dari Maret hingga Desember 2025. NPC Indonesia menyusun program ini untuk mencari dan mempersiapkan calon atlet disabilitas berbakat.
Sekjen NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menyatakan bahwa negara-negara tetangga di Asia Tenggara telah memiliki atlet pelapis sebagai pesaing.
Karena itu pihaknya berusaha untuk membangun fondasi dalam menyiapkan calon atlet dari berbagai daerah di Indonesia.
Pihaknya mengundang talenta dari 38 provinsi di Indonesia yang berminat untuk bergabung dalam program yang dimulai tahun ini. Adapun batas usia peserta adalah maksimal 23 tahun.
NPC Indonesia akan menyediakan stimulus anggaran kepada NPC di berbagai provinsi untuk mencari bakat lokal.
Tim yang terdiri dari tenaga ahli, pelatih, dan staf teknis akan turun ke daerah.
Selain itu pihaknya juga akan bekerja sama dengan dinas terkait, sekolah inklusi, dan komunitas setempat untuk memastikan kesuksesan program tersebut.
“Adanya program ini paling tidak dapat menjaring 60 calon atlet muda di setiap provinsi,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa tim yang turun ke daerah akan melakukan penilaian sehingga potensi yang ditemukan dapat disesuaikan dengan berbagai cabang olahraga yang tersedia.
Di sisi lain program ini membatasi kuota dengan hanya memilih 60 orang yang terpilih dari setiap provinsi.
“Atlet dengan hambatan fisik 50 persen, hambatan intelektual 25 persen dan hambatan penglihatan 25 persen,” terangnya.
Ketua Umum NPC Indonesia, Senny Marbun, mengatakan bahwa atlet dari berbagai daerah yang terpilih dalam program pencarian bakat akan mengikuti program training center di Kota Solo selama tiga bulan.
Di pusat pelatihan tersebut, kemampuan, mental, dan kemauan calon atlet akan dievaluasi.
Ia menjelaskan bahwa setiap daerah akan mendapatkan anggaran sebesar Rp 100 juta untuk program pencarian calon atlet.
Menurutnya, penting untuk melakukan pencarian bakat hingga ke daerah-daerah guna menemukan atlet yang berkualitas.
“Sekarang persaingan olahraga semakin keras kalau kita tidak mulai di situ, kayaknya kita tertinggal,” ungkapnya.