Pintasan.co, Sleman – Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan dapat mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Donokerto, Turi, pada Juni 2025.
Saat ini, pembangunan hanggar telah selesai. Selanjutnya tinggal menunggu pengadaan alat dan mesin yang direncanakan memiliki kapasitas tiga modul yang diharapkan dapat mengolah sampah hingga 60 ton per hari.
“(TPST Donokerto) Juni 2025 target operasional. (Kapasitas pengolahan) 60 ton sampah per hari,” kata Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, Jumat (17/1/2025) kemarin.
Menurutnya, pengadaan peralatan mesin akan dilaksanakan tahun ini dengan sistem pengadaan melalui e-katalog, bukan lelang.
TPST Donokerto juga akan dilengkapi dengan reaktor pengendali bau, mirip dengan yang ada di TPST Sendangsari untuk memastikan proses pengolahan sampah berjalan lancar tanpa menimbulkan bau yang mengganggu masyarakat.
Mengenai asal sampah yang akan diolah di TPST Donokerto, Epi belum bersedia memberikan informasi lebih lanjut dan meminta untuk menunggu hingga fasilitas tersebut mulai beroperasi.
“Sampah dari mana, saya tidak mau bilang sekarang. Setelah operasional saja saya jawab. Sekarang saya harus rencanakan dulu, agar tidak meleset,” katanya.
Sebagai informasi, volume sampah yang dihasilkan di Sleman mencapai 601 ton per hari, dengan 43 persen wilayahnya merupakan daerah urban, sementara sisanya adalah kawasan pedesaan.
Di pedesaan, sebagian besar sampah ditangani secara mandiri oleh masyarakat, seperti dengan membuat jugangan atau lubang sampah, serta digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk tanaman, sementara sebagian lainnya dibakar.
Oleh karena itu, penanganan sampah lebih difokuskan pada wilayah urban, yang diperkirakan menghasilkan sekitar 330 ton sampah per hari.
Upaya Pemkab Sleman mengatasai masalah sampah
Pemkab Sleman telah berupaya mengatasi masalah sampah dengan membangun dua TPST, yaitu di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, dan Kalurahan Sendangsari, Minggir.
Saat ini, TPST Tamanmartani dapat mengolah sampah sekitar 40-45 ton per hari sementara TPST di Sendangsari mampu mengolah 20-25 ton sampah per hari.
Dengan tambahan sarana dan prasarana yang ada, seperti transfer depo, TPS3R, bank sampah, serta dukungan dari tiga kalurahan, Kabupaten Sleman diperkirakan mampu mengelola 104,4 ton sampah per hari.
Kehadiran TPST di Kalurahan Donokerto diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sampah di Kabupaten Sleman, sehingga masalah sampah dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan tuntas.
Sekda Kabupaten Sleman, Susmiarto sebelumnya menyatakan bahwa pengadaan alat dan modul mesin pengolahan di TPST Donokerto, Kapanewon Turi, direncanakan menggunakan dana keistimewaan (Danais).
Anggaran untuk hal ini sebenarnya sudah dialokasikan pada tahun 2024, namun ditarik kembali karena pembangunan hanggar yang belum selesai. Saat ini, ia menjelaskan bahwa pembangunan hanggar tersebut sudah selesai.
“Sekarang hanggarnya sudah selesai. Kami masih menunggu mesinnya dari Danais.Targetnya tahun 2025 ini beroperasi,” ujarnya.
TPST Donokerto dibangun di atas lahan kas desa seluas sekitar 1,1 hektar. Pembangunan hanggar dilakukan dengan menggunakan anggaran APBD Kabupaten Sleman tahun 2024, dengan nilai kontrak mencapai Rp 10,9 miliar.
Sesuai dengan rencana, TPST ini akan memiliki tiga modul, serupa dengan TPST Tamanmartani di Kalasan, yang diperkirakan dapat mengelola antara 40 hingga 60 ton sampah per hari.