Pintasan.co, Jakarta – Dalam misa pelantikannya yang berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu (Ahad), Paus Leo XIV mengajak Gereja Katolik untuk menjadi simbol persatuan demi mewujudkan perdamaian global.
“Saudara dan saudari, saya ingin melihat keinginan pertama kita adalah Gereja yang bersatu sebagai tanda persatuan yang menjadi pondasi bagi dunia yang berdamai,” ujar Paus dalam khotbahnya.
Paus asal Amerika Serikat pertama dalam sejarah Gereja Katolik itu menyoroti bahwa dunia saat ini masih diwarnai perpecahan, kebencian, kekerasan, diskriminasi, serta ketakutan terhadap perbedaan. Ia juga mengkritik sistem ekonomi yang merusak lingkungan dan menyisihkan kelompok paling lemah.
Ia menekankan bahwa Gereja harus menyampaikan kasih Tuhan kepada seluruh umat manusia, dengan menjunjung nilai-nilai persatuan yang menghormati keragaman, latar belakang personal, serta budaya sosial dan agama yang berbeda.
Paus Leo XIV mengungkapkan bahwa dirinya terpilih sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik “tanpa jasa atau keistimewaan” dan ia menerima tugas tersebut dengan kerendahan hati, datang kepada umat sebagai seorang saudara yang ingin melayani iman dan kebahagiaan mereka.
Dengan bimbingan Roh Kudus, lanjutnya, Gereja harus dibangun di atas dasar kasih Tuhan, bersifat misioner, terbuka kepada dunia, dan mampu hadir sebagai kekuatan yang membawa harmoni bagi umat manusia.
Misa pelantikan tersebut turut dihadiri berbagai pemimpin dunia, antara lain Wakil Presiden AS JD Vance, Menlu AS Marco Rubio, Presiden Italia Sergio Mattarella, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Perdana Menteri Belanda Dick Schoof. Presiden Peru Dina Boluarte dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga hadir.
Selain itu, perwakilan monarki yang datang termasuk Raja Felipe VI dari Spanyol, Raja Philippe dari Belgia, dan Ratu Maxima dari Belanda. Sekitar 100 ribu orang dilaporkan hadir dalam misa pelantikan ini, menurut kantor pers Vatikan.
Paus Leo XIV, yang sebelumnya adalah Kardinal Robert Francis Prevost, terpilih dalam konklaf pada 8 Mei 2025 untuk menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025 dalam usia 89 tahun akibat stroke.