Pintasan.co, Umbulharjo – Pemerintah Kota Yogyakarta akan menambah sistem peringatan dini banjir otomatis di tiga sungai. Ini merupakan upaya untuk meningkatkan respons cepat terhadap potensi banjir.
Rencana pemasangan EWS otomatis akan dilakukan di Sungai Gajah Wong, Code, dan Winongo.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Yogyakarta, Darmanto, menjelaskan bahwa EWS otomatis akan melengkapi sistem manual yang telah ada.
EWS manual sebelumnya mengandalkan frekuensi UHF di 17 titik.
Sistem ini memberikan peringatan melalui radio komunikasi ketika terjadi kenaikan permukaan air.
Berbeda dengan sistem manual, EWS otomatis akan memberikan peringatan secara langsung saat level air naik. Sistem ini lebih responsif dan akurat dalam memantau kondisi sungai.
Diharapkan, warga di sekitar bantaran sungai dapat segera melakukan evakuasi.
“Jadi EWS automatic ini tentunya lebih cepat respon time-nya karena level permukaan air terpantau lebih akurat dan sistem peringatan akan bekerja lebih responsif,” tutur Dramanto.
EWS otomatis akan dipasang di tiga titik per sungai. Di Sungai Code, EWS akan dipasang di Kampung Ledok Tukangan, Jagalan Beji, dan Sorosutan.
Di Sungai Winongo, EWS otomatis akan terpasang di Kampung Serangan, Gampingan, dan Suryowijayan. Sementara di Sungai Gajah Wong, pemasangan akan dilakukan di Kampung Gendeng Timur, Balirejo, dan Tegalgendu.
Pemasangan EWS otomatis ini menggunakan anggaran APBD Kota Yogyakarta 2025 dengan total biaya sekitar Rp 199,5 juta per sungai.
“Diperkirakan EWS automatic nanti akan dioperasionalkan sekitar akhir Februari 2025. Sebelum pemasangan telah dilaksanakan sosialisasi ke warga sekitar. Saat sudah terpasang kami juga akan melakukan simulasi yang melibatkan masyarakat dan KTB di sekitar EWS,” ucap Darmanto.
Saat ini, ada 17 titik EWS manual di tiga sungai tersebut. EWS manual tersebut sudah dipasang di Sungai Code (8 titik), Sungai Winongo (4 titik), dan Sungai Gajah Wong (5 titik). Selain itu, EWS otomatis sudah terpasang di Sungai Belik dan Tekik.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta, Nur Hidayat, menegaskan bahwa pemantauan kondisi sungai dilakukan 24 jam.
Pemantauan menggunakan peralatan telemetri yang dapat dipantau dari ruang kontrol BPBD. Informasi kondisi sungai ini juga dapat disampaikan ke Kabupaten Sleman melalui sistem yang telah terhubung.