Pintasan.co, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diminta untuk lebih aktif mempromosikan produk kopi lokal.

Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah menyatakan bahwa produksi kopi di provinsi ini cukup menggembirakan.

Dengan keanekaragaman alam yang melimpah, 20 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki produksi kopi dengan ciri khas masing-masing.

“Potensi ini tentu harus dimaksimalkan, sehingga benar-benar meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Sejak 2018, tanggal 11 Maret telah ditetapkan sebagai Hari Kopi Nasional.

Hingga kini, tanggal tersebut menjadi perayaan penting bagi para pecinta kopi di Indonesia. Sarif menyebutkan bahwa konsumsi kopi saat ini tidak hanya disukai oleh kalangan usia tua.

Beragamnya variasi racikan kopi memungkinkan semua kalangan untuk menikmati minuman ini. Hal ini menjadi peluang bagi petani kopi untuk meningkatkan hasil produksi mereka.

“Tidak sekadar produk kopi mentah, namun mengolahnya menjadi minuman yang memiliki nilai jual lebih. Dengan demikian, pamor racikan kopi mancanegara bisa kita tinggalkan,” jelas politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Dia mengakui bahwa popularitas brand lokal masih kalah dibandingkan dengan merek dari luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus berusaha untuk meningkatkan hal tersebut.

“Bahan baku ada, kualitas baik. Sekarang, bagaimana membranding kopi kita tak hanya dikenal di lokal, tapi sampai internasional,” terangnya.

Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brasil di urutan pertama, diikuti oleh Vietnam dan Kolombia.

Pemerintah, menurutnya, dapat memberikan dukungan kepada petani kopi, mengingat faktor iklim yang terkadang mempengaruhi hasil produksi biji kopi di Jawa Tengah.

“Caranya bisa dengan menggencarkan bantuan bibit kopi, bagi kelompok tani di wilayah produsen kopi. Selain itu, upaya untuk edukasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk,” katanya.

Baca Juga :  Heru Budi Hartono Ditunjuk sebagai Komisaris Utama MRT Jakarta