Pintasan.co, Semarang –Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana melaksanakan program sekolah kemitraan dengan SMA dan SMK swasta dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk tahun ajaran 2025–2026.
Program ini ditujukan untuk mempermudah akses pendidikan bagi lulusan SMP atau yang setara yang berada dalam kondisi tertentu.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Uswatun Hasanah, kondisi khusus tersebut mencakup anak dari keluarga kurang mampu, penyandang disabilitas, serta anak yang tinggal di panti asuhan.
Melalui program kemitraan ini, para siswa tersebut dapat melanjutkan pendidikan di sekolah swasta dengan biaya yang sepenuhnya ditanggung oleh APBD Provinsi Jawa Tengah.
“Nah (biaya Pendidikan) anak-anak ini gratis. Kemudian harus mendapat perlakuan yang sama dengan siswa yang lain di sekolah itu. Tidak dipungut iuran apapun, karena sudah dibiayai APBD,” kata dia usai menyampaikan paparan mengenai SPMB 2025, kepada Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, di kantor Gubernur Jateng, pada Selasa, 6 Mei 2025.
Sebanyak 56 SMA dan 83 SMK swasta di 35 kabupaten/kota direncanakan akan dilibatkan dalam program sekolah kemitraan ini. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan sekitar 5.000 siswa dengan kondisi khusus dapat memanfaatkan program tersebut.
Uswatun Hasanah menambahkan bahwa sekolah swasta yang ingin berpartisipasi dalam program ini harus memenuhi sejumlah kriteria, seperti memiliki akreditasi minimal B, fasilitas belajar yang memadai, rasio guru dan tenaga kependidikan yang sesuai, serta tidak menyelenggarakan SPMB secara mandiri untuk kuota program kemitraan.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memberikan dukungan atas program yang digagas oleh Disdikbud Jateng ini. Menurutnya, program tersebut penting karena masih terdapat wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh layanan pendidikan formal.
“Magelang itu sekolahnya cukup, tapi keterjangkauannya belum. Padahal Itu banyak siswa-siswi miskin. Jadi ada daerah yang kuota sekolahnya ada, tapi tak memenuhi jangkauannya terhadap anak-anak di pedesaan untuk mendapat sekolah,” bebernya.