Pintasan.co, Kepulauan Mentawai – Tiga anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai yang baru dilantik ditangkap polisi saat berpesta sabu di sebuah hotel di Padang pada 20 September 2024.
Penangkapan ini terjadi saat mereka mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk anggota dewan periode 2024-2029. Kejadian ini menimbulkan perhatian karena anggota dewan seharusnya menjadi contoh baik bagi masyarakat.
Kasat Narkoba Polresta Padang, AKP Martadius, mengonfirmasi bahwa ketiga anggota DPRD berasal dari tiga partai berbeda: Gerindra, Nasdem, dan Hanura.
Penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat mengenai dugaan penyalahgunaan narkotika, yang mengarah pada penemuan barang bukti berupa sabu dan alat hisap bong di hotel.
“Setelah melakukan pemeriksaan ditemukan satu plastik kecil diduga sabu. Dari keterangan tersangka AA mereka baru selesai menggunakan di hotel T,” ungkap Kapolresta Padang, Kombes Pol Ferry Harahap pada temuannya, Jumat (20/9/2024)
“Di kamar S ditemukan perangkat alat penghisap sabu dan satu plastik diduga jenis sabu yang disimpan dibawa tempat tidur, kemudian setelah dilakukan pemeriksaan S mengaku mereka baru selesai memakai sabu tersebut bersama MS (51) dan MS (54),” tambahnya. Selanjutnya, polisi menangkap MS (51) di kamar nomor 233 dan MS (54) di kamar 301.
Anggota DPRD yang terlibat adalah M (51 tahun) dari Fraksi Gerindra, S (55 tahun) dari Nasdem, dan MS (49 tahun) dari Hanura. Mereka bersama seorang warga sipil, AA (49 tahun), menjalani tes urine yang menunjukkan hasil positif.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tentang integritas dan komitmen anggota dewan dalam menjalankan tugas mereka.
Partai Gerindra, khususnya, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap perilaku kadernya, M. Ketua Mahkamah Partai, Habiburokhman, menegaskan bahwa M akan dipecat jika terbukti bersalah, menunjukkan bahwa partai mengedepankan kepatuhan hukum dan perilaku baik di kalangan anggotanya.
“Tentu saja kami prihatin dengan berita ini. Dengan kejadian ini. Sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat, kami sudah sampaikan informasi ini kepada DPP,” kata Andre kepada wartawan, Sabtu (21/9/2024).
Polisi kini melanjutkan pemeriksaan terhadap para tersangka untuk mengungkap lebih dalam tentang jaringan dan peredaran narkoba yang mungkin terlibat.
Kasus ini menarik perhatian publik dan menggarisbawahi perlunya pengawasan lebih ketat terhadap perilaku anggota dewan demi menjaga kepercayaan masyarakat.