Pintasan.co, Sidenreng Rappang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan aksi pencurian dan perusakan peralatan monitoring gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang terulang kembali.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa peristiwa ini merupakan kejadian keempat kalinya di stasiun SPSI Sidrap-Indonesia, yang terletak di lokasi yang sama.
Pencurian dan kerusakan terbaru terjadi pada 12 Februari 2025, sekitar pukul 23.00 WITA, di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Dalam insiden tersebut, pelaku berhasil mencuri enam unit baterai akumulator (aki) yang digunakan untuk mengoperasikan sensor seismograf, serta dua unit panel surya yang dipasang di atap shelter stasiun SPSI Sidrap-Indonesia.
Daryono juga menambahkan bahwa para pelaku merusak bangunan shelter SPSI secara paksa, mengakibatkan kerusakan pada struktur dan hilangnya enam aki yang menjadi sumber energi utama bagi stasiun pemantauan gempa tersebut.
Setelah peristiwa ini, BMKG mengonfirmasi bahwa stasiun tersebut tidak dapat beroperasi sementara waktu, karena seluruh peralatan yang tersisa terpaksa dicabut, termasuk sensor, digitizer (alat pengubah sinyal analog ke digital), dan perangkat komunikasi, guna mencegah kerugian yang lebih besar.
Kasus Pencurian alat pemantau gempa dan tsunami
Kasus ini bukanlah yang pertama, BMKG mencatat bahwa sejak tahun 2015, telah terjadi sekitar sepuluh kejadian pencurian dan perusakan terhadap peralatan pemantauan gempa dan tsunami yang dikelola BMKG.
Insiden serupa terjadi di beberapa lokasi, seperti Garut (Jawa Barat) pada 2015, Muara Dua (Sumatera Selatan) pada 2017, Manna (Bengkulu) pada 2018, serta beberapa wilayah lainnya seperti Riau, Aceh, Papua Barat, dan Jambi, dengan kejadian terakhir pada tahun 2024 di Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Daryono menegaskan bahwa mengganti peralatan yang rusak atau hilang tidaklah mudah, mengingat perangkat yang digunakan memerlukan teknologi canggih dan biayanya sangat tinggi.
Oleh karena itu, BMKG mengajak pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam menjaga dan mengamankan peralatan yang terpasang di lokasi strategis demi keselamatan masyarakat.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan tindakan vandalisme, perusakan, atau pencurian terhadap alat-alat BMKG yang berfungsi untuk melindungi keselamatan banyak orang.
Jika masyarakat belum bisa terlibat langsung dalam upaya mitigasi bencana, setidaknya mereka diminta untuk tidak merusak peralatan yang memiliki tujuan mulia tersebut.