Pintasan.co, Makassar Sulawesi Selatan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,08 persen pada triwulan III 2024, dengan tiga sektor utama yaitu pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan berperan sebagai penggerak utama.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan, Wahyu Purnama, mengungkapkan bahwa sektor-sektor ini menjadi andalan daerah, dan dengan kolaborasi serta sinergi yang baik, pertumbuhan ekonomi yang positif ini diharapkan bisa terus ditingkatkan dan dipertahankan.

Pada sektor pertanian, produksi padi dan perikanan mengalami peningkatan berkat cuaca yang mendukung, sementara sektor perdagangan tetap menunjukkan kinerja yang solid, terutama dengan momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak.

Sektor industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman, juga menunjukkan hasil positif, memenuhi permintaan masyarakat.

Wahyu menambahkan, selain sektor-sektor tersebut, keberhasilan ini juga didukung oleh sistem pembayaran yang baik dan kemajuan digitalisasi.

Salah satu upaya Bank Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi adalah kerja sama dengan TNI Angkatan Laut dalam mendistribusikan uang ke wilayah-wilayah pelosok di Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua).

Wahyu juga menyoroti bahwa laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada 5,08 persen berhasil mengungguli pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 4,59 persen.

Dengan pencapaian ini, BI optimis bahwa pada 2025, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan dapat mencapai angka 4,8 hingga 5,6 persen, sesuai dengan target nasional.

Tingkat inflasi Sulawesi Selatan

Dari sisi inflasi, Sulawesi Selatan tercatat memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional. Inflasi di Sulawesi Selatan berada di angka 1,53 persen, sedangkan inflasi nasional tercatat 1,71 persen.

Wahyu menambahkan bahwa pengendalian inflasi dilakukan melalui kerjasama erat dengan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terus menunjukkan prestasi dalam pengelolaan inflasi.

Baca Juga :  Phishing: Ancaman Digital yang Mengintai Pelaku UMKM dan Dampaknya bagi Ekonomi Digital

Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Jufrie Rahman, menegaskan bahwa Sulawesi Selatan terus berupaya untuk menjadi daerah penyangga pangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi.

Ia juga mengungkapkan bahwa komoditas yang menjadi penyebab inflasi seperti ikan bola, beras, dan cabai rawit dihasilkan di Sulawesi Selatan.

Meskipun permintaan tinggi untuk komoditas-komoditas tersebut, terutama dari wilayah Ibu Kota Negara (IKN), TPID telah berhasil menjaga inflasi di bawah rata-rata nasional.

Jufrie juga optimis Sulawesi Selatan akan mencapai target pertumbuhan ekonomi 2025 yang ditetapkan antara 4,8 hingga 5,6 persen, mengingat pencapaian triwulan III 2024 yang sudah berada di angka 5,08 persen.

Untuk mendongkrak sektor pertanian dan mendorong investasi, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berencana untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, dengan memastikan keamanan wilayah dan menyederhanakan proses perizinan.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan akan tercipta lapangan pekerjaan baru yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.