Pintasan.co, Bandung – Salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bandung yang sudah berhasil mengelola sampah secara mandiri adalah Paris Van Java (PVJ) Mall. Terinspirasi oleh kondisi darurat sampah di TPA Sarimukti tahun lalu, PVJ terus berupaya mengembangkan pengelolaan sampah secara mandiri.

Karena itu, ia optimis bahwa jika semua pusat perbelanjaan mampu menerapkan pengolahan sampah mandiri, masalah sampah di Kota Bandung akan lebih mudah diatasi.

“Bagus ini (pengolahan sampah), saya harap semua pusat perbelanjaan mampu seperti PVJ,” Ujar Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara upaya pengolahan sampah mandiri oleh PVJ mal, Kamis (17/10/2024).

Ia juga memberikan apresiasi kepada pengelola mal yang terus berupaya mengedukasi setiap tenan agar mampu melakukan pemilahan sampah langsung dari sumbernya.

“Bagusnya lagi setiap tenan diberikan edukasi untuk memilah. Selain itu diberikan juga ember oleh pengelola untuk memilah mulai organik, anorganik hingga residu,” tuturnya.

Sementara itu, General Affairs PVJ, Budi Santosa, menjelaskan bahwa proses pengolahan sampah di PVJ dilakukan melalui pembelajaran yang berkelanjutan dan terus menerus ditingkatkan.

“Dari tahun 2016 terus mulai mengolah sampah, sampai saat ini konsisten. Dari 4-5 ton sampah per hari, beres dalam 1 hari. Jadi pukul 07.00 WIB itu bersih. Di TPS kita itu kosong. Kita terus edukasi ke tenant untuk cara memilah dan sebagainya,” terang Budi.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya menyediakan 3 hingga 6 ember khusus untuk menampung sampah organik di setiap restoran.

“Jika ada plastik, kita denda. Ada penegasan dari kita sebagai pembelajaran untuk peduli memilah. Saya tahu pukul 22.00 WIB itu waktunya mau pulang, tutup toko dan kegiatan lainnya seperti cuci piring, biasanya langsung buang ke tempat sampah. Dari itu, ada kewajiban memilah. Sekarang semuanya selesai dengan memilah di tempat,” bebernya.

Baca Juga :  Penemuan Baru! 21 Hektar Perairan Laut di Sumenep Ternyata Sudah Berstatus SHM, Bukan HGB

Ia menjelaskan bahwa jika restoran sudah melakukan pemilahan sampah, proses di TPS menjadi lebih mudah karena sampah tinggal diolah. Sampah organik akan dimasukkan ke gudang maggot Black Soldier Fly (BSF) untuk diolah, sementara sampah anorganik akan dibawa ke TPS untuk dipilah lebih lanjut.

“Ini masih ada residunya kita buang ke TPA Sarimukti. Kita hitung 300 kg per hari atau 2 kubik,” ungkapnya.

Namun, tantangan lainnya adalah meningkatkan kesadaran pengunjung agar lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Masih banyak pengunjung yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Pihak mal sudah menyediakan petunjuk di setiap koridor mengenai tempat sampah organik dan anorganik untuk memudahkan pemilahan.

“Di tempat sampah setiap koridor itu sudah dijelaskan sampah organik dan anorganik, tapi masih ada yang bebas membuangnya. Kita juga mohon dukungan dari pemerintah bagaimana caranya agar pengunjung itu peduli terhadap sampah, khususnya di pusat perbelanjaan,” tandasnya