Pintasan.co, Jakarta – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyatakan keprihatinan mendalam terhadap penderitaan anak-anak Palestina di Jalur Gaza yang terus menjadi korban serangan militer Israel. Ia menegaskan bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus berlangsung.
“Saya ingin menyampaikan sesuatu tentang situasi mengerikan di Gaza, di mana tingkat penderitaan anak-anak tak berdosa yang kembali dibom benar-benar tidak dapat ditoleransi,” ujarnya saat menyampaikan pidato di Dewan Rakyat, parlemen Inggris, Selasa (20/5).
Dalam pidato yang utamanya membahas hubungan baru Inggris-Uni Eropa, Starmer juga menyampaikan sikap tegas pemerintah Inggris terhadap konflik di Palestina.
Ia kembali menolak legalitas permukiman Israel di wilayah Tepi Barat dan menuntut adanya peningkatan besar dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Starmer mengungkapkan bahwa Inggris sangat terkejut dengan meningkatnya agresi militer Israel baru-baru ini.
Ia juga mengkritik kebijakan Israel yang hanya mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah minimum ke Gaza. Menurutnya, langkah tersebut tidak cukup untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung.
“Kita tidak bisa membiarkan rakyat Gaza kelaparan,” tegasnya.
Meskipun ada tekanan dari berbagai pihak, Israel tetap menolak permintaan gencatan senjata internasional.
Sejak serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023, militer Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Gaza, yang disebut banyak pihak sebagai bentuk genosida.
Hingga kini, serangan tersebut telah merenggut hampir 53.500 nyawa warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.