Pintasan.co – Presiden Joko Widodo menekankan fokusnya pada pembangunan dan pengembangan pasar tenaga kerja saat ini dan masa depan. Penyebabnya adalah jumlah tenaga kerja semakin banyak sedangkan lapangan kerja semakin sedikit.

Hal itu disampaikan Jokowi saat berpidato pada pembukaan Kongres ke-XXII. Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 2024 akan diselenggarakan di Surakarta, Jawa Tengah.

“Sekarang maupun ke depan kita harus fokus kepada pasar kerja. Too few jobs for too many people, ini yang harus kita hindari sehingga menurut saya jangan sampai kita terlalu larut dengan situasi global meskipun kita ikuti,” kata Jokowi

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Indonesia perlu memperhitungkan dan menghitung secara matang permasalahan ini.

Selain itu, negara ini akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030 yang mungkin sulit jika dimanfaatkan dan memberatkan jika disalahgunakan.

“Sehingga bonus demografi ini membutuhkan pembukaan kesempatan kerja yang sebesar-besarnya,” ucap Jokowi.

Meski demikian, ia tidak memungkiri bahwa terdapat banyak tantangan serius dalam meningkatkan pasar tenaga kerja. Pertama adalah perlambatan ekonomi global yang saat ini melanda banyak negara. Menurut perkiraan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi akan tetap sebesar 2,6% pada tahun 2024 dan 2,7% pada tahun 2025.

Angka ini masih jauh dari perkiraan banyak negara. Tantangan lainnya adalah bank sentral di banyak negara memperketat kebijakan moneter untuk mengurangi inflasi. Pengetatan ini sedikit banyak telah berdampak pada penurunan kapasitas produksi dan kapasitas perdagangan global.

Selain itu, otomasi semakin meningkat di berbagai area kerja. Peningkatan otomasi ini akan mengakibatkan hilangnya 85 juta pekerjaan pada tahun 2025.

Baca Juga :  Prabowo Subianto: Jangan Calonkan Saya Lagi Jika Program Tidak Memuaskan Rakyat