Pintasan.co, Semarang – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Jembatan Madukoro yang terletak di Jalan Yos Sudarso, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2024). Presiden tiba di lokasi Flyover Madukoro sekitar pukul 10.00.
Flyover Madukoro dibangun oleh Kementerian PUPR mulai masa pemerintahan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo dari tahun 2023 hingga selesai pada 2024. Kini, flyover tersebut diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo menyatakan bahwa infrastruktur merupakan aspek krusial untuk membuka konektivitas dan memperlancar arus lalu lintas, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras. Infrastruktur ini dibangun dengan uang rakyat. Saya ingatkan kesekian kalinya setiap rupiah uang rakyat dipakai, digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat,” tegasnya saat peresmian.
Presiden pun berterima kasih dan mengapresiasi kepada pihak yang telah melakukan perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan Flyover Madukoro dengan baik.
Dia mengatakan, jembatan ini dibangun sesuai spesifikasi dan efisiensi. Dia juga meminta Kementerian PU tetap menjaga kualitas.
“Yakninkan bahwa semua sesuai spesifikasi, efisiensi, dan kualitas dipertahankan,” ucapnya.
Presiden Prabowo juga berharap, infrastruktur yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 198,9 miliar ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi masyarakat Kota Semarang tetapi juga bagi seluruh Jawa Tengah.
Flyover dan jalan pendekat memiliki panjang total 1.597 meter, dengan panjang flyover mencapai 221 meter dan lebar 19 meter. Flyover ini memiliki dua lajur.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa pembangunan flyover ini dapat mengurangi kemacetan, terutama di Simpang Arteri Madukoro, yang merupakan jalur vital Pantura, termasuk akses menuju Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas.
“Kita bangun untuk mengurangi kemacetan, mengurangi biaya. Dibangun deng efektif dsn efisien,” ucapnya.
Flyover ini juga bertujuan untuk mendukung kawasan wisata strategis nasional seperti Borobudur, Yogyakarta, dan Prambanan.
Flyover Madukoro dapat mengurangi kemacetan
Dengan adanya Flyover Madukoro, risiko kecelakaan dapat berkurang karena arus lalu lintas menjadi lebih teratur dan terpisah antara arah yang berlawanan.
Dari segi biaya operasional kendaraan, flyover ini memberikan efisiensi sebesar Rp 119.600 per jam. Sebelumnya, biaya operasional kendaraan mencapai Rp 193.800 per jam, kini turun menjadi Rp 74.200 per jam.
Menteri Pekerjaan Umum menyampaikan bahwa pembangunan flyover telah diperiksa oleh BPK, dan proses serah terima ornamen jalan telah dilaksanakan dengan Pemerintah Kota Semarang.
“Semua yang kami kerjakan sudah dicek BPK. Lampu-lampunya sudah diserahkan ke pemkot,” ucapnya.
Sebelum pembangunan Flyover Madukoro, persimpangan ini sering mengalami kemacetan hingga mencapai ratusan meter. Namun, setelah flyover selesai dibangun kemacetan mulai teratasi.
Titik ini memiliki peran penting karena jaraknya yang hanya sekitar 2 kilometer atau sekitar 10 menit dari Bandara Ahmad Yani.
Flyover ini menghubungkan bandara dengan pusat Kota Semarang dan menjadi jalur utama penghubung antara Jakarta dan Surabaya.
Pada acara peresmian, hadir Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono, Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, serta jajaran Kementerian PUPR dan Forkopimda setempat.