Pintasan.co, Surabaya – Pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan akan mengalami bonus demografi, di mana mayoritas penduduknya akan berada dalam usia produktif.
Untuk menghadapi tantangan ini, Program Generasi Berencana (GenRe) yang dikelola oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi sangat penting, terutama dalam meningkatkan kapasitas remaja, khususnya di Jawa Timur.
Program GenRe merupakan inisiatif BKKBN yang bertujuan memberikan edukasi kepada remaja mengenai kesehatan reproduksi, keterampilan hidup, serta perencanaan kehidupan berkeluarga.
Program ini berkoordinasi dengan seluruh pemerintah daerah di Jawa Timur melalui wadah yang dinamakan Pusat Informasi dan Komunikasi Remaja (PIK-R), yang dirancang ‘dari remaja, oleh remaja, dan untuk remaja’.
Pengurus Insan GenRe Jawa Timur, Suma menjelaskan bahwa program ini telah aktif melaksanakan kegiatan edukasi, termasuk program terbaru mengenai gizi dan pencegahan anemia yang telah menjangkau 302.093 remaja di Jawa Timur.
“Kegiatan ini tidak hanya fokus pada edukasi pribadi remaja, tetapi juga melibatkan data dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) untuk mengukur kemajuan,” ungkap Suma.
Suma menjelaskan bahwa program ini sasaran edukasinya telah divalidasi dengan cermat, membagi jumlah remaja sesuai dengan persentase penduduk dan usia di Jawa Timur.
Misalnya, Surabaya memiliki target 19.000 remaja, sementara kabupaten-kabupaten kecil mendapatkan alokasi yang lebih kecil.
Suma juga menekankan pentingnya program ini dalam konteks bonus demografi, di mana generasi muda saat ini akan menjadi penduduk produktif di masa depan.
“Jika bonus demografi gagal, pada masa itu penduduk yang seharusnya berada di usia produktif tidak melakukannya dengan maksimal karena kurangnya dorongan dari sekarang. Kita akan menghadapi tantangan besar di banyak sektor, dan kemungkinan terburuk adalah gagal menjadi negara maju,” tegasnya.
Sebagai bentuk eksistensi program GenRe, salah satu program terbaru yang sedang dilaksanakan adalah edukasi gizi dan pencegahan anemia. Program ini merupakan bagian dari inisiatif BKKBN RI yang mencakup 12 provinsi, termasuk Jawa Timur. Suma memastikan bahwa edukasi ini terus digalakkan hingga merata diterima oleh masyarakat, khususnya remaja Jawa Timur.
“Edukasi ini sangat penting karena dampaknya sangat fatal. Saat ini banyak remaja yang sudah mengalami berbagai jenis penyakit, dan jika terkena anemia, bisa berdampak pada kehamilan dan menyebabkan bayi menjadi stunting. Tentu hal itu akan menghambat kesuksesan kita di bonus demografi,” kata Suma.
Suma menjelaskan bahwa substansi program GenRe terdiri dari empat pilar, yaitu: Kependudukan dan pembangunan keluarga, Kesehatan area produksi remaja, Keterampilan hidup, Perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
“Hal ini sangat penting karena remaja akan menjadi bagian dari penduduk di masa depan. Negara ini dapat diibaratkan sebagai kumpulan keluarga-keluarga. Jika kapasitas keluarga rendah, maka akan berakibat pada kapasitas negara. Sebaliknya, jika keluarga memiliki kapasitas unggul, maka negara pun akan menjadi negara yang unggul dan maju,” jelasnya.
Ia juga memberikan edukasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi, yang merupakan faktor kunci dalam keberlanjutan eksistensi manusia dan keluarga.
“Masalah kesehatan yang banyak muncul saat ini, akibat pergaulan remaja, berpotensi merusak keberlanjutan reproduksi dan berpengaruh pada produktivitas penduduk di masa depan. Kemudian mengingat remaja ini akan menjadi mayoritas penduduk, penting untuk melatih keterampilan hidup (life skills) mereka, baik dalam aspek soft skills maupun vocational, seperti pekerjaan dan ekonomi,” pungkasnya.