Pintasan.co, Jakarta – Kedutaan Besar Rusia di Italia pada Jumat (7/3) mengkritik laporan yang mengungkapkan rencana Prancis dan Inggris untuk mengirimkan “pasukan penjaga perdamaian” ke Ukraina, sambil menegaskan bahwa personel militer Barat telah terlibat dalam konflik tersebut sejak 2015.
Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Rusia menuduh bahwa tentara Barat, dengan alasan sebagai instruktur dan penasihat, telah melatih pasukan Ukraina, memelihara peralatan militer yang disuplai dari luar negeri, serta terlibat aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan operasi militer serta serangan terhadap Rusia.
Kedutaan itu juga menyatakan bahwa Prancis dan Inggris berusaha memperburuk konflik dan menghalangi kemungkinan perundingan damai.
“Pengerahan ‘pasukan penjaga perdamaian’ oleh pihak-pihak yang secara besar-besaran mempersenjatai Ukraina dan mendukung aktivitas terorisme terhadap Rusia adalah tindakan yang sepenuhnya tidak bermoral,” bunyi pernyataan tersebut.
Rusia dengan tegas menolak kehadiran militer asing di Ukraina dalam bentuk apa pun, baik di bawah misi PBB, Uni Eropa (EU), atau Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), dan menyatakan bahwa langkah tersebut “sama sekali tidak dapat diterima.”
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan terkait dukungan militer Barat terhadap Ukraina, dengan Rusia berulang kali memperingatkan agar NATO tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut.