Pintasan.co, Jakarta Pembangunan ekonomi inklusif menawarkan janji akan masa depan yang lebih cerah.

Dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan, potensi ekonomi suatu negara dapat dioptimalkan.

Namun, mewujudkan pembangunan ekonomi inklusif bukanlah perkara mudah. Tantangan seperti akses terhadap sumber daya, infrastruktur yang terbatas, dan disparitas regional menjadi hambatan yang harus diatasi.

Pada 8 Maret 2024, langkah Pemerintah mencanangkan strategi transformasi ekonomi mencerminkan visi progresif dalam membangun masa depan yang berkelanjutan dan inklusif.

Fokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi, inovasi, serta produktivitas menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat fondasi ekonomi berbasis pengetahuan.

Selain itu, pendekatan ekonomi hijau, transformasi digital, hingga urban and inclusive economy menjadi elemen strategis dalam mengintegrasikan pembangunan domestik dengan dinamika global.

Kerja sama internasional diakui sebagai salah satu pilar utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif.

Peran aktif Indonesia dalam berbagai forum global, termasuk upayanya menjadi anggota penuh OECD, menegaskan posisi strategis negara ini sebagai mitra global yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan arah ekonomi dunia.

Pencapaian ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, tetapi juga membuka peluang lebih besar untuk sinergi ekonomi.

Pemerintah juga menunjukkan keseriusannya melalui penguatan industrialisasi di berbagai sektor strategis.

Langkah-langkah seperti hilirisasi sumber daya alam, pembangunan industri petrokimia dengan target ambisius, pengembangan rantai pasok semikonduktor, hingga efisiensi ekosistem logistik menunjukkan fokus pada peningkatan daya saing nasional.

Dengan target menekan biaya logistik hingga 8% pada tahun 2045, langkah ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Pada tahun 2024, Indonesia berkomitmen untuk mendorong transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui berbagai langkah strategis.

Salah satu fokus utama adalah penguatan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas, mobilitas, dan produktivitas.

Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp422,7 triliun untuk proyek strategis, seperti pembangunan bendungan, jaringan irigasi, infrastruktur energi dan pangan, serta percepatan digitalisasi di wilayah terpencil. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan pembangunan yang berkeadilan

Baca Juga :  Prabowo Subianto Bentuk Satgas Hilirisasi, Bahlil Lahadalia Ditunjuk Jadi Ketua

Selain itu, pemerintah mendorong hilirisasi sumber daya alam guna meningkatkan nilai tambah ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kebijakan fiskal difokuskan pada optimalisasi fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, reformasi birokrasi, dan pengendalian inflasi.

Pemerintah juga menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem dan pengurangan stunting secara signifikan pada tahun ini

Langkah-langkah ini didukung oleh reformasi sistem perpajakan, efisiensi belanja negara, serta pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan.

Semua strategi ini dirancang untuk memperkuat daya tahan ekonomi Indonesia menghadapi tantangan global seperti ketegangan geopolitik, perubahan teknologi, dan dampak perubahan iklim.

Di awal masa jabatannya sebagai Presiden, Prabowo Subianto menunjukkan komitmen terhadap pembangunan ekonomi inklusif melalui keterlibatannya di forum global seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil. Pada acara tersebut, Prabowo menegaskan prioritas Indonesia dalam pengentasan kemiskinan dan kelaparan, memperkuat ketahanan pangan, serta mendorong swasembada pangan melalui program inovatif seperti pemberian makanan bergizi untuk kelompok rentan dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui akses mikrofinansial. Hal ini sejalan dengan tema G20, yaitu menciptakan dunia yang adil dan berkelanjutan

Selain itu, Prabowo mendukung reformasi Bank Pembangunan Multilateral untuk meningkatkan akses pendanaan bagi proyek infrastruktur berkelanjutan, energi bersih, dan mitigasi perubahan iklim.

Upaya ini bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pengelolaan tantangan global sekaligus menarik investasi asing yang mendukung pertumbuhan ekonomi domestik

Pendekatan tersebut tidak hanya mencerminkan langkah strategis untuk mengatasi tantangan ekonomi global, tetapi juga membangun fondasi kuat bagi ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Penulis: Umi Hanifah (Content Writer Pintasan.co)