Pintasan.co, Bantul – Persis Solo meraih kemenangan atas PSIM Yogyakarta dalam laga uji coba yang digelar di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu (19/7/2025).
Kemenangan ini menjadi bekal penting bagi Laskar Sambernyawa dalam menjalani rangkaian Training Camp di Yogyakarta menjelang dimulainya Super League 2025/2026.
Pada pertandingan tersebut, Persis Solo menang tipis 1-0 berkat gol yang dicetak oleh Zanadin Fariz.
Pelatih Persis Solo, Peter de Roo, mengatakan hasil uji tanding kali ini sangat penting karena dapat memberikan banyak pelajaran berharga untuk tim menghadapi liga mendatang.
“Menurut saya, ini adalah pertandingan yang sangat bermanfaat bagi kami melawan tim dari divisi yang sama. Pada babak pertama, kami tampil sangat agresif dengan intensitas yang baik,” ujarnya.
Meskipun sulit bermain di lapangan Stadion Sultan Agung, Peter mencari hal-hal positif yang ingin bisa diterapkan dalam celah-celah permainan.
“Di babak kedua, kami melakukan banyak pergantian pemain, yang mungkin sedikit mengganggu alur permainan. Namun, hal itu harus dilakukan agar kami bisa menyelesaikan pertandingan dengan baik,” lanjutnya.
Peter de Roo juga mengatakan bahwa beberapa pemain baru bergabung minggu lalu, sehingga dirinya tidak bisa memberikan beban latihan berlebih.
Langkah tersebut diambil untuk memastikan setiap pemain berada dalam kondisi fisik terbaik menjelang dimulainya musim kompetisi.
Pelatih asal Belanda itu juga menyampaikan evaluasinya terhadap performa tim, dengan menekankan bahwa fokus utamanya kali ini adalah pada pola permainan yang ditampilkan para pemain.
“Menurut saya, latihan ini untuk memantapkan gaya bermain kami. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, bagi sebagian besar pemain, mereka masih sangat baru bergabung ke dalam tim,” tambahnya.
Peter de Roo juga menjelaskan hal-hal detail tentang hal taktis dalam laga ini yang perlu para pemain tingkatkan untuk pertandingan selanjutnya.
“Terkadang pressing di area lebar sedikit terlambat. Kadang kami membiarkan lawan terlalu mudah untuk mengubah arah permainan. Namun, ini berawal dari kemauan para pemain untuk berkorban dan bermain agresif, lalu menjadi lebih kompak. Saya pikir kami sudah melakukan hal tersebut,” ulasnya.
Ia menambahkan, ketika pemainnya kehilangan bola, mereka langsung melakukan tekanan pada bola, dan hal ini membuatnya cukup puas dengan hal tersebut.
“Saat menguasai bola, itulah bagian tersulit, yaitu berada di area yang tepat pada waktu yang tepat. Serta melakukan semua pergerakan tanpa bola tersebut. Menerapkan gaya bermain ini adalah untuk memahami hal-hal yang kami tuju,” tegasnya.
Secara keseluruhan, Peter de Roo mengapresiasi para pemain di laga ini, termasuk para pemain muda yang banyak mendapat kesempatan bermain di babak kedua.
“Saya pikir para pemain muda di babak kedua bermain cukup baik, namun ketika kami melakukan beberapa pergantian pemain, alur permainan sedikit terganggu. Akan tetapi secara keseluruhan, hal itu tidak masalah,” tukasnya.