Pintasan.co, Jakarta – Akses TikTok di Amerika Serikat (AS) kini telah dihentikan, mengakibatkan sekitar 170 juta pengguna di negara tersebut tidak lagi bisa terhubung ke aplikasi media sosial yang dimiliki oleh ByteDance, perusahaan asal China.
Keputusan ini diambil oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden, dengan alasan utama untuk melindungi keamanan nasional.
Pengguna TikTok akan melihat pemberitahuan yang menyatakan aplikasi tersebut kini dalam status ‘offline’.
Dalam penjelasannya, TikTok menyebutkan, “Aturan baru ini melarang TikTok beroperasi di AS, dan sayangnya, hal ini berarti Anda tidak bisa lagi mengakses TikTok untuk saat ini. Namun, ada kemungkinan Presiden terpilih Donald Trump akan bekerja sama dengan kami untuk mencari jalan keluar agar TikTok bisa kembali beroperasi setelah masa jabatannya dimulai.”
Tiktok menggugat kebijakan pemblokiran ini
TikTok kemudian menggugat kebijakan ini, yang juga mendapat dukungan dari sejumlah anggota Kongres dari Partai Republik serta Presiden Biden, yang berusaha mengatasi kekhawatiran bahwa pemerintah China bisa mengakses data pengguna atau memengaruhi konten yang muncul di aplikasi.
Undang-undang yang disahkan pada April tahun lalu memberikan tenggat waktu hingga 19 Januari 2025 bagi TikTok untuk mendivestasikan aset-asetnya di AS.
Dengan berakhirnya tenggat waktu tersebut pada Minggu siang waktu Indonesia, TikTok pun terpaksa berhenti beroperasi.
Aplikasi ini sebelumnya sempat menjadi alat penting dalam kampanye digital Donald Trump pada pemilu melawan Kamala Harris.
Dalam sebuah unggahan awal di TikTok pada 2024, Donald Trump mengungkapkan, “Ini adalah kehormatan bagi saya.”
Sebelum memulai akun TikTok-nya, komite aksi politik supernya telah bergabung dengan platform tersebut bulan sebelumnya.
Trump mengkritik keputusan Presiden Biden yang menandatangani undang-undang yang mengarah pada pelarangan atau divestasi TikTok.
Namun, jika melihat kembali sejarahnya, Trump sendiri pernah berusaha untuk memaksa penjualan aplikasi tersebut selama masa kepresidenannya.
Menjelang pemilihan presiden AS, Trump menyindir Biden karena “melarang TikTok” dalam sebuah unggahan di media sosialnya pada bulan April.
TikTok, yang sangat populer di kalangan pemilih muda (Gen-Z), menjadi target utama Trump dalam upayanya meraih dukungan suara.