Pintasan.co, Yogyakarta – Sejumlah penumpang Trans Jogja rute 15 menyampaikan keluhan terkait layanan armada yang pada Kamis malam (7/8/2025) menurunkan mereka lebih awal di Halte Niten, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
Padahal, tujuan akhir mereka seharusnya masih di Palbapang, Bantul, yang berjarak sekitar 9,5 kilometer dari titik tersebut.
Dalam unggahan yang ramai dibicarakan di platform media sosial X, seorang penumpang mengisahkan bahwa ia naik dari Halte Malioboro 3 dengan tujuan Palbapang. Perjalanan berjalan lancar hingga bus berhenti di Halte Ngabean.
Di halte itu, kernet bus memberitahukan kepada penumpang baru bahwa operasional hanya sampai pukul 20.30.
Informasi itu dibalas “nggih” oleh penumpang yang baru naik, namun tidak disampaikan kepada penumpang lain yang sudah berada di dalam bus sejak awal perjalanan.
“Tepat pukul 20.30, sekitar delapan penumpang diturunkan di Niten, padahal halte akhir masih di Palbapang. Bus lalu putar balik. Kami yang sebelumnya tidak diberi tahu merasa dirugikan,” tulis unggahan tersebut.
Ia menilai kejadian itu terkesan tidak bertanggung jawab, apalagi salah satu penumpang membawa balita, sementara lainnya adalah pelajar dan mahasiswa.
“Bagaimana kalau baterai ponsel habis sehingga tidak bisa menghubungi keluarga atau memesan ojol, padahal tujuan masih jauh?” katanya.
Penumpang itu juga menyoroti perilaku sopir yang dinilai memperlambat laju kendaraan menjelang waktu operasional berakhir.
Usai melintasi perempatan Dongkelan, bus disebut melaju dengan kecepatan rendah sekitar 30 kilometer per jam, meskipun lalu lintas cukup lengang, seakan-akan sengaja memperlambat waktu hingga mendekati pukul 20.30 WIB.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perhubungan DIY, Chrestina Erni Widyastuti, menjelaskan bahwa sesuai prosedur operasional, layanan Trans Jogja memang dijadwalkan berakhir pada pukul 20.30 WIB.
“Jadi kan memang standarnya itu pukul 20.30 sudah selesai, dan seharusnya sudah diinformasikan ketika bus berada di halte sebelum halte terakhir. Di situ diinformasikan kepada penumpang bahwa operasional Trans Jogja berakhir pada pukul 20.30,” ujarnya, Jumat (8/8).
Erni mengaku belum mengetahui apakah informasi tersebut sudah disampaikan kepada penumpang dalam kejadian Kamis malam.
“Saya tidak tahu apakah itu sudah diinformasikan atau belum itu sesuai dengan SPM-nya. Jadi nanti akan diturunkan di halte terdekat terakhir,” katanya.
Menurutnya, hasil klarifikasi dengan PT Anindya Mitra Internasional (AMI) selaku operator, prosedur memang seperti itu.
“Iya. Jadi memang, dari klarifikasi kami dengan PT AMI, SOP atau SPM-nya seperti itu: penumpang diturunkan di halte terdekat terakhir jika sudah melewati jam operasional,” ujar Erni.
Terkait keluhan kecepatan bus yang disebut hanya 30 kilometer per jam, ia menyebut perlunya melihat batas kecepatan di area tersebut.
“Kalau memang melebihi batas ketentuan di jalan itu, nanti pengemudi akan kena sanksi. Jadi, kalau batasnya 40 km/jam, ya maksimal segitu. Kalau malah sampai 60 km/jam, pengemudi akan kena teguran. Tergantung di area tersebut, aturannya berapa di jalan itu,” katanya.
Ia memastikan pengemudi akan dimintai klarifikasi.
“Iya, ini akan kami klarifikasi. Karena ini informasi dari teman-teman di media sosial, nanti akan kami koordinasikan juga dengan PT AMI,” ujarnya.
Menanggapi pertanyaan soal evaluasi layanan, Erni mengatakan.
“Nanti kami akan klarifikasi terlebih dahulu seperti apa kondisinya, dan setelah itu kami akan evaluasi.”