Pintasan.co, Bogor – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor menyikapi kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN di Kalimantan Timur sebagai sebuah tantangan bagi sektor pariwisata setempat. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Disparbud Kota Bogor, Iecu Pujiati.
Iceu menjelaskan bahwa sebagian besar pendapatan sektor pariwisata Kota Bogor berasal dari sektor MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions), yang mencakup berbagai kegiatan rapat dinas pemerintah yang biasanya diadakan di Jakarta.
Dengan berpindahnya ibu kota, hal ini tentunya berpotensi memengaruhi aktivitas pariwisata di Kota Bogor secara signifikan.
“Jadi jangan sampai Bogor ini menjadi penonton saja ditinggalin sama orang. Pasti berdampak (kepindahan ibu kota ke IKN), karena Kota Bogor ini kota MICE, hotel resto pada penuh saat weekday itu dipakai meeting-meeting dinas pemerintahan. Ini menjadi tantangan makanya kami bersama mitra harus membuat strategi,” kata Iceu Pujiati, Sabtu (26/10/2024).
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Iceu menekankan pentingnya para stakeholder kepariwisataan untuk berinovasi dan berpikir kreatif guna menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Hujan.
Disparbud juga berkomitmen untuk terus mengembangkan strategi demi menjaga geliat pariwisata, salah satunya melalui peluncuran aplikasi Layanan Informasi Kepariwisataan (Laksa).
Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan wisatawan dalam mencari informasi terkait pariwisata di Kota Bogor dan memperkuat kolaborasi dengan komunitas serta para pelaku industri pariwisata.
“Ini adalah tantangan yang harus dijadikan sebuah strategi bagaimana menghadapi tantangan ini. Salah satunya kita berupaya dengan membuat aplikasi LAKSA, kedua event dan kolaborasi diperkuat. Saya sampaikan hotel-hotel tanpa event, hanya jadi tempat menginap saja, bagaimana Kota Bogor ini masih menjadi magnet bagi wisatawan walaupun ibu kota di IKN, jadi benar-benar harus kolaborasi kalau tidak ya jadi nol besar,” terangnya.
Saat ini, sektor pariwisata di Kota Bogor menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar ketiga, dengan kontribusi yang mencapai sekitar Rp 350 miliar.
Disparbud Kota Bogor pun menargetkan kunjungan wisatawan di tahun 2024 ini bisa mencapai lebih dari 6 juta pengunjung.
Hal ini menunjukkan optimisme dan usaha berkelanjutan untuk menjadikan Kota Bogor sebagai destinasi menarik meskipun ada perubahan signifikan terkait ibu kota negara.