Pintasan.co, Jakarta – Pada hari terakhir kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2024, persaingan semakin ketat untuk merebut kursi kepresidenan.

Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump mengoptimalkan waktu yang tersisa dengan berkampanye di negara bagian yang diprediksi menentukan hasil akhir.

Melansir dari ynetnews, Senin, 5 November 2024, Harris menghabiskan hari terakhirnya di Pennsylvania, yang memiliki 19 suara elektoral—paling besar di antara negara bagian lainnya yang menjadi kunci kemenangan.

Di sana, ia mendatangi daerah-daerah kelas pekerja, seperti Allentown, dan mengakhiri kampanyenya dengan acara malam di Philadelphia yang dihadiri Lady Gaga dan Oprah Winfrey.

Sementara itu, Trump menggelar empat kampanye di tiga negara bagian, dimulai di Raleigh, North Carolina, lalu singgah dua kali di Pennsylvania, termasuk di Reading dan Pittsburgh—tempat yang juga dikunjungi Harris.

Kampanye terakhir Trump berlangsung pada malam hari di Grand Rapids, Michigan, sama seperti kampanye terakhirnya di dua pemilu sebelumnya.

Di tempat pertama kampanyenya di Raleigh, ada beberapa kursi kosong di J.S. Dorton Arena yang berkapasitas 5.000 kursi dengan tambahan tempat duduk di lantai arena.

Seorang peserta, Ebony Coots, menyatakan penyesalannya memilih Hillary Clinton pada 2016 dan kini mendukung Trump, meski merasa cemas akan hasil pemilihan Selasa ini.

“Anda tahu, sebenarnya, saya mungkin akan mencoba pergi ke planet lain,” ujar Coots, seorang pengemudi berusia 48 tahun jika Kamila Harris menang dalam pilpres AS ini.

Sebanyak 78 juta warga AS telah memberikan suara lebih awal. Apapun hasil dari pemilu AS 2024 ini, akan mencatatkan sejarah baru.

Baca Juga :  Presiden Putin Puji Presiden Trump dalam Memberikan Solusi