Pintasan.co, Jakarta – Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, pada Rabu (15/1/2025) menyatakan bahwa keberhasilan mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza merupakan hasil dari kemenangan dirinya dalam Pilpres AS 2024.

“Kami mencapai kesepakatan untuk para sandera di Timur Tengah. Mereka akan segera dibebaskan. Terima kasih!” kata Trump di jejaring sosial Truth Social miliknya, disusul pengumuman resmi dari Presiden Joe Biden di Gedung Putih.

Trump sebelumnya mengancam akan menghancurkan Gaza jika Hamas tidak membebaskan para tawanan sebelum ia resmi dilantik pada 21 Januari 2025.

“Perjanjian gencatan senjata LUAR BIASA ini hanya dapat terjadi berkat hasil Kemenangan Bersejarah kita pada November,” imbuh Trump dalam unggahannya yang panjang, dikutip dari kantor berita AFP.

Politisi dari Partai Republik tersebut menyatakan bahwa kemenangannya dalam Pilpres AS 2024 mengirimkan pesan kepada dunia bahwa pemerintahannya akan berkomitmen untuk mendorong perdamaian.

“Dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, serta para sekutu kita,” imbuhnya.

Calon presiden ke-47 AS tersebut menyatakan rasa bahagianya atas pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas sejak serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Beberapa sandera tersebut merupakan warga negara Amerika. Serangan Hamas menyebabkan 1.210 korban jiwa, mayoritas di antaranya adalah warga sipil, berdasarkan data resmi Israel yang dihimpun oleh AFP.

Sebanyak 251 orang disandera, dengan 94 orang masih dalam penahanan di Gaza dan 34 lainnya dilaporkan tewas, menurut informasi dari militer Israel.

Tindakan Hamas memicu serangan balasan Israel ke Gaza yang mengakibatkan sedikitnya 46.707 kematian, mayoritas warga sipil, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza yang berada di bawah kendali Hamas, dengan PBB menyatakan data tersebut dapat dipercaya.

Baca Juga :  Menara Syahbandar Sleko di Kawasan Kota Lama, Jadi Saksi Bisu Kejayaan Pelabuhan Semarang

Trump akan secara resmi kembali menjabat sebagai Presiden AS pada Senin (21/1/2025), sehari setelah pelantikannya.

Sebagian besar pelaksanaan gencatan senjata Gaza akan berlangsung di bawah pengawasannya.

Ia juga memberikan sinyal untuk mendorong normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi, memanfaatkan momentum gencatan senjata untuk memperluas Kesepakatan Abraham yang pada masa jabatan pertamanya berhasil menormalisasi hubungan Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.