Pintasan.co, Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyambut baik keputusan Ukraina untuk setuju mencapai gencatan senjata dengan Rusia dan berharap Moskow akan merespons dengan positif.
Pernyataan Trump disampaikan setelah Kyiv menyatakan kesiapan untuk menerima gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia, setelah melakukan pembicaraan dengan perwakilan AS di Jeddah, Arab Saudi, pada hari Selasa.
Menanggapi banyaknya korban jiwa di kedua belah pihak dalam perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun, Trump menyatakan keprihatinannya dan menegaskan bahwa perang harus segera dihentikan, serta gencatan senjata sangat penting.
“Gencatan senjata Ukraina baru saja disetujui beberapa waktu lalu. Sekarang kita harus pergi ke Rusia, dan mudah-mudahan, Presiden (Vladimir) Putin juga akan menyetujuinya” kata Trump kepada media, seperti dilansir India Today pada Rabu, 12 Maret 2025.
“Banyak orang terbunuh di berbagai kota. Kami ingin perang itu segera berakhir,” tambahnya.
“Itu gencatan senjata total. Ukraina telah menyetujuinya dan mudah-mudahan Rusia akan menyetujuinya. Gencatan senjata sangat penting. Jika kita bisa membuat Rusia melakukannya, itu akan hebat,” ujar Trump.
Menyatakan keinginan untuk mengakhiri perang, sebelumnya Ukraina mendukung proposal AS untuk gencatan senjata selama 30 hari dan bersedia segera bernegosiasi dengan Rusia setelah tiga tahun berperang.
Pada pertemuan di Jeddah dengan perwakilan Ukraina, para penasihat Trump mengungkapkan bahwa Kyiv telah menyetujui usulan gencatan senjata sebagai langkah untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
“Hari ini kami mengajukan tawaran yang telah diterima Ukraina, yaitu mengadakan gencatan senjata dan segera berunding,” ujar Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio setelah sekitar sembilan jam pembicaraan.
Setelah tanggapan positif dari Ukraina, AS memutuskan untuk kembali berbagi intelijen dengan mereka dan melanjutkan bantuan keamanan.
“Presiden ingin perang ini berakhir kemarin. Jadi, harapan kami adalah Rusia akan menjawab ‘ya’ secepat mungkin, sehingga kami dapat memasuki fase kedua ini, yaitu negosiasi yang sesungguhnya,” kata Rubio, mengutip Trump.
Pertemuan ini merupakan yang pertama antara AS dan Ukraina setelah ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Trump di Gedung Putih bulan lalu.
“Jika mereka (Rusia) berkata tidak, sayangnya, kita akan tahu apa sebenarnya hambatan bagi mencapai perdamaian,” kata Rubio.