Pintasan.co, Jakarta – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka akan menghapus 2.000 posisi di Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan menempatkan hampir seluruh staf lainnya pada cuti administratif.

Beberapa sumber media melaporkan bahwa sebuah email dikirim kepada karyawan USAID yang menginformasikan bahwa “mulai pukul 11:59 malam EST pada hari Minggu, 23 Februari 2025, semua personel yang direkrut langsung oleh USAID, kecuali mereka yang ditugaskan untuk fungsi penting, kepemimpinan inti, atau program yang ditunjuk secara khusus, akan ditempatkan pada cuti administratif di seluruh dunia.”

Menurut Anadolu Agency pada Senin, 24 Februari 2025, USAID juga berencana meluncurkan program untuk membiayai kepulangan karyawan yang menginginkannya.

Email selanjutnya diharapkan akan memberikan rincian lebih lanjut tentang cara melanjutkan pekerjaan dalam beberapa minggu ke depan.

Pemerintahan Trump, yang mengikuti saran dari miliarder teknologi Elon Musk yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), mulai menutup operasi USAID baik di dalam negeri maupun internasional.

Keputusan ini telah menyebabkan gangguan besar dalam program bantuan global, yang berdampak pada organisasi nonpemerintah dan media yang bergantung pada pendanaan dari lembaga tersebut.

USAID didirikan oleh Presiden John F. Kennedy pada tahun 1961 dan kemudian ditetapkan sebagai lembaga independen oleh Kongres AS, yang berarti bahwa hanya tindakan dari Kongres yang dapat menghapusnya.

Baca Juga :  Israel, AS, dan Rusia Tolak Resolusi PBB yang Mengutuk Invasi Rusia ke Ukraina