Pintasan.co, Pasuruan – UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) berbasis kuliner terus berkembang sebagai salah satu sektor yang mendukung perekonomian lokal di Indonesia.

Salah satu contohnya adalah nasi aron khas suku Tengger, Pasuruan. Makanan tradisional ini tidak hanya menjadi bagian dari budaya suku Tengger, tetapi juga memiliki potensi besar untuk dikenalkan ke pasar yang lebih luas melalui pengelolaan UMKM yang kreatif dan inovatif.

Nasi Aron Cita Rasa Khas Tengger

Nasi aron adalah makanan pokok masyarakat Tengger yang dibuat dari beras jagung atau campuran jagung dan beras putih.

Proses pembuatannya melibatkan pengolahan jagung hingga menjadi tepung, yang kemudian dikukus seperti nasi pada umumnya.

Teksturnya lebih kasar dibandingkan nasi putih biasa, namun memiliki rasa gurih alami dan kandungan serat yang lebih tinggi.

Makanan ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Tengger.

Selain sebagai sumber karbohidrat, nasi aron sering dihidangkan dalam berbagai ritual adat suku Tengger, seperti upacara Karo dan Kasada.

Potensi UMKM Nasi Aron

Dalam konteks UMKM, pengelolaan nasi aron dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Beberapa faktor pendukungnya meliputi :

  • Unik dan Autentik. Keunikan nasi aron sebagai makanan khas menjadikannya daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Bromo-Tengger-Semeru.
  • Kesehatan dan Gaya Hidup. Dengan kandungan serat tinggi dan rendah gluten, nasi aron cocok untuk masyarakat modern yang semakin peduli pada pola makan sehat.
  • Sumber Daya Lokal yang Melimpah. Ketersediaan jagung sebagai bahan baku utama di wilayah Pasuruan menjadi keuntungan bagi pelaku UMKM.
  • Dukungan Pariwisata. Sebagai salah satu destinasi wisata populer, Pasuruan memiliki basis wisatawan yang potensial untuk menjadi konsumen produk UMKM seperti nasi aron.
Baca Juga :  Wamenkop Sebut Nilai Aset Koperasi Indonesia Baru Mencapai Rp281 Triliun

Strategi Pengembangan UMKM Nasi Aron

Untuk mengembangkan nasi aron sebagai produk UMKM, beberapa langkah strategi dapat dilakukan:

  • Inovasi Produk. Selain dijual sebagai makanan tradisional, nasi aron dapat diolah menjadi berbagai produk modern, seperti nasi aron instan, keripik nasi aron, atau nasi aron dengan topping modern.
  • Kemasan Menarik. Penggunaan kemasan ramah lingkungan dan desain yang menarik dapat meningkatkan nilai jual produk.
  • Pemasaran Digital. Memanfaatkan platform media sosial dan e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
  • Kolaborasi dengan Pariwisata. Bermitra dengan pengelola wisata di kawasan Bromo-Tengger-Semeru untuk menjadikan nasi aron sebagai bagian dari paket wisata kuliner khas daerah.
  • Peningkatan Kualitas SDM. Pelatihan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kemampuan produksi, manajemen, dan pemasaran.

Dampak UMKM Nasi Aron terhadap Perekonomian Lokal

Pengembangan UMKM nasi aron tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat setempat tetapi juga membantu melestarikan budaya suku Tengger.

Dengan mengangkat kearifan lokal melalui kuliner, UMKM ini berperan dalam menjaga identitas budaya sekaligus memperkuat perekonomian daerah.

Nasi aron khas suku Tengger adalah warisan budaya yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan melalui UMKM.

Dengan dukungan inovasi, strategi pemasaran yang tepat, dan sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah daerah, nasi aron dapat menjadi salah satu ikon kuliner Pasuruan yang dikenal hingga tingkat nasional dan internasional.

Mari dukung UMKM lokal dan lestarikan warisan budaya Indonesia!