Pintasan.co, Yogyakarta – Kondisi pasar modal Indonesia turut terdampak oleh konflik antara Israel dan Iran. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza, pada Kamis (19/06/2025).

“Kami juga melihat adanya peningkatan volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seiring dengan memanasnya perang Israel dan Iran tersebut,” katanya.

Irfan menjelaskan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan sebesar 0,53 persen ke posisi 7.166,06 saat pecahnya konflik antara Israel dan Iran pada 13 Juni 2025. Pada hari tersebut, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 15,21 triliun dengan volume perdagangan sebesar 26,69 miliar saham dari 1.365.127 transaksi.

Merujuk pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), selama periode 9–13 Juni 2025, IHSG tercatat melemah sebesar 0,74 persen dibandingkan minggu sebelumnya di level 7.113,425. Meski demikian, pada 13 Juni 2025 IHSG membukukan net foreign buy sebesar Rp 478,76 miliar.

Menurut Irfan, lonjakan volatilitas IHSG ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Ia mencontohkan bahwa saat konflik Rusia–Ukraina meletus pada 24 Februari 2022 dan perang Israel–Hamas terjadi pada 7 Oktober 2023, IHSG memang sempat bergejolak di awal, namun dalam dua bulan berikutnya mulai menunjukkan pemulihan dengan kenaikan sekitar 4 persen.

“Dan kami tetap yakin dan berharap konflik yang kali ini tidak berdampak besar bagi IHSG. Kami berharap konflik dapat segera mereda dan berakhir, sehingga hal-hal yang dikhawatirkan seperti, terganggunya rantai pasok yang dapat mendorong peningkatan harga komoditas tidak terjadi dan tidak mempengaruhi perekonomian dunia,” terangnya.

Pihaknya akan terus memantau dinamika yang terjadi. Ia optimis pasar modal Indonesia masih memiliki daya saing dan fundamental yang cukup kuat, sehingga diharapkan koreksi semacam ini bersifat sementara. 

“Kami juga melihat bahwa investor domestik cenderung memanfaatkan koreksi untuk membeli saham yang dilepas investor asing, sehingga ada potensi pemulihan begitu sentimen membaik,” pungkasnya.

Baca Juga :  Krisis Air di Gaza Memperburuk Ramadan: Warga Terpaksa Gunakan Air Tercemar