Pintasan.co, Surabaya – Pada periode kedua memimpin Kota Surabaya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki program kerja 100 hari.

Fokus utamanya adalah menyelesaikan berbagai program yang belum tuntas di periode pertama yang dikarenakan terpotongnya masa jabatan karena Pilkada Serentak 2024.

“Saya tidak ada 100 hari kerja,” tegas Eri saat ditemui di Balai Kota Surabaya, Minggu (2/3/2025).

Eri mengatakan, seharusnya masa jabatannya di periode pertama berakhir pada 2026. Namun, karena adanya Pilkada Serentak 2024, masa kepemimpinannya terpotong dan berakhir lebih cepat.

Hal ini menyebabkan sejumlah program yang telah dirancang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) lima tahun belum tuntas.

“Karena tugas saya menyelesaikan yang tertunda. Salah satu contoh, saya punya RPJMD 5 tahun, seperti diversi Gunung Sari mulai Banyu Urip-Gresik harusnya selesai 2026 ketika saya masih menjadi wali kota (periode pertama). Tapi saya selesai 2024 (terpotong pilkada serentak), maka saya akan selesaikan sampai 2026. Seperti Wiyung juga sama,” katanya.

Karena belum tuntasnya program di periode pertama maka di periode kedua ini, Eri akan melanjutkan dan menuntaskan berbagai proyek yang sempat tertunda, sebagai bagian dari tanggung jawabnya untuk menjadikan Surabaya lebih baik.

“Karena tidak ada 100 hari buat saya. Karena RPJMD saya yang sudah selesai, itu diajukan. Kalau baru orangnya, maka 100 hari,” ujarnya.

“Akhirnya saya kerjakan yang belum selesai. Mengerjakan utang ini, utangnya tertunda. Karena apa? Karena masa jabatan saya maju 5 tahun,” tambahnya.

Selain itu, Eri berencana menyampaikan visi-misi program Pemkot Surabaya untuk lima tahun ke depan dalam rapat paripurna di DPRD Surabaya pada Senin (3/3/2025).

Melalui penyampaian visi-misi ini, diharapkan akan muncul skala prioritas yang akan dikerjakan bersama DPRD selama lima tahun mendatang.

“Saya yakin, dengan model seperti itu, lima tahun ke depan masyarakat Surabaya menjadi lebih sejahtera. Itu akan saya sampaikan semuanya, sehingga tidak ada lagi yang berbicara tanpa ada data,” pungkasnya.

Baca Juga :  Dari Cendekiwian, Akademisi, Mahasiswa dan Santri, Ahli CYBER sampai Advokat Muda Ramai-Ramai Dukung Abang Ijo Hapidin untuk menjadi Wakil Bupati Purwakarta