Pintasan.co, Semarang – Warga Bulustalan di Kota Semarang memiliki cara yang unik untuk berbagi. Sekitar 10 orang di sana mengelola lapak “Sarapan Lima Ribu” tiga kali seminggu.

Sesuai dengan namanya, lapak ini buka pagi hari dan menyediakan menu sarapan berupa nasi beserta lauk pauk seharga Rp5.000 saja.

Para warga RT 03 RW 04, Kelurahan Bulustalan, Semarang, memanfaatkan lapak ini sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat pagi, mereka menawarkan sarapan dengan harga sangat terjangkau.

Mulai pukul 06.00 di depan Halaman Uban Kopi dan IZI Kota Semarang, lapak ini sudah dipenuhi antrean warga yang menanti. Dhani Hirnawan, penggagas “Sarapan Lima Ribu,” menyebut bahwa inisiatif ini telah berjalan sejak Mei 2023.

“Awalnya kami terinspirasi dari media sosial, apalagi gerakan-gerakan di Jakarta. Jadi penggagasnya dari warga sendiri, awalnya ada 6 orang. Tapi sekarang yang mengelola total sekira 10 orang,” ucap Dhani Hirnawan

Dhani menjelaskan lebih lanjut bahwa menu di “Sarapan Lima Ribu” selalu bervariasi setiap harinya, mulai dari nasi rames, bandeng, ayam, tempe, dan masih banyak pilihan lainnya.

Menurut Dhani, setiap orang yang datang bisa menikmati nasi sepuasnya dan memilih lauk yang disediakan.

Awalnya, Dhani menyebutkan bahwa inisiatif “Sarapan Lima Ribu” direncanakan untuk diberikan secara gratis bagi siapa saja. Namun, karena beberapa warga merasa kurang sepakat, akhirnya lahirlah ide untuk menyediakan sarapan dengan harga yang terjangkau.

“Mungkin kalau dikalkulasikan harga aslinya sekira Rp10.000. Total kira-kira 250 porsi. Dulu sempat sampai 300 lebih, tapi kami kewalahan,” ucap dia.

Setiap hari, mereka menyediakan sekitar 100 porsi sarapan gratis bagi kaum dhuafa, sedangkan untuk sarapan yang dijual, jumlahnya mencapai sekitar 150 porsi.

Baca Juga :  Banjir Bandang Terjang Banyubiru Kabupaten Semarang, Pemotor Nyaris Terseret Arus

Dhani Hirnawan menambahkan bahwa “Sarapan Lima Ribu” mendapat sambutan positif dan antusiasme tinggi dari masyarakat, yang terlihat dari banyaknya warga yang datang setiap kali lapak buka.

“Sekarang karena waktu Subuhnya maju, jadi lebih awal sudah pada antre. Kadang pukul 05.00 kami sudah di sini, pukul 07.00 selesai,” ungkap dia.

Dhani menekankan bahwa “Sarapan Lima Ribu” tidak berfokus pada keuntungan, sehingga siapa pun di Semarang dipersilakan untuk datang ke lapak ini yang beroperasi setiap Senin, Rabu, dan Jumat.

“Karena kami konsepnya tidak jualan, memang untuk sedekah. Misal ada orang ikut makan, di situ terus lihat kotak donasi, bisa donasi juga, silakan,” pungkas dia.