Pintasan.co, JakartaMantan Menteri Kehutanan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi di sejumlah wilayah selama dirinya menjabat pada periode 2009–2014.

Pernyataan tersebut disampaikannya sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan publik atas kebijakan yang diambil ketika memimpin Kementerian Kehutanan.

Zulhas yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Pangan sekaligus Ketua Umum PAN menegaskan bahwa seluruh keputusan yang ia tandatangani saat menjabat telah melalui pertimbangan yang matang.

“Saya menyatakan bahwa semua yang saya kerjakan ketika menjadi Menteri Kehutanan saya niatkan dengan doa sebelum menandatangani. Semuanya akan saya pertanggungjawabkan, meskipun saya sudah tidak menjabat. Pertanggungjawaban itu berlaku dunia dan akhirat,” ujar Zulhas saat membuka Pelatihan Instruktur Nasional dan Lokakarya Pengkaderan Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Mataram, Sabtu (6/12/2025).

Dalam kesempatan itu, ia juga sempat berseloroh kepada Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, bahwa dirinya siap membuka ruang debat publik untuk mempertanggungjawabkan kebijakan-kebaryakan yang diambilnya saat memimpin Kementerian Kehutanan sekitar 16 tahun lalu.

“Oleh karena itu, Saudara Zulfikar, saya siap debat terbuka untuk mempertanggungjawabkan sebagai mantan Menteri Kehutanan terkait banjir di Sumatera dan apa saja yang telah saya lakukan,” katanya.

Zulhas pun membuka diri terhadap kritik dari masyarakat, termasuk dari kalangan warganet.

Ia menegaskan tidak keberatan dikritik selama itu bagian dari evaluasi atas tanggung jawab yang telah ia jalani.

“Siapa pun boleh mengkritik, termasuk netizen. Semua yang saya lakukan akan saya pertanggungjawabkan. Saya berpegang pada pesan orang tua saya agar menjadi manusia yang baik,” tuturnya.

Dalam acara tersebut, Zulhas juga membacakan Surah Ali Imran ayat 134 yang menurutnya menjadi pedoman hidupnya selama bertahun-tahun.

Baca Juga :  Tidak Ada Toleransi! Pramono Minta Aparat Tindak Tegas Peneror Sekolah Internasional di Jakarta Utara

Ia menekankan bahwa manusia yang baik menurut Al-Qur’an adalah mereka yang memberi manfaat, berbuat kebaikan kepada sesama, alam, serta lingkungan.

“Kita disebut orang baik oleh Al-Qur’an jika kita bermanfaat, berbuat baik kepada sesama manusia, kepada alam, kepada lingkungan, dan kepada segala sesuatu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kontribusi positif harus tetap dilakukan dalam kondisi apa pun, baik saat berada dalam kesulitan maupun dalam keadaan senang.

Zulhas juga menyinggung derasnya kritik dari warganet yang diarahkan kepadanya. Ia menganggap kritik tersebut sebagai ujian sebagaimana digambarkan dalam ajaran Al-Qur’an. Ia mengaku memilih untuk tidak larut dalam tekanan dan kesedihan.

“Kalau dibombardir kritik, yang paling stres justru istri saya. Saya cukup 24 jam saja untuk merasakan tekanan itu, setelah itu saya bangkit. Al-Qur’an mengajarkan agar tidak larut dalam kesedihan,” tuturnya.

Sebagai pembantu Presiden Prabowo, Zulhas menegaskan pentingnya bersikap lapang dada, tidak menyimpan dendam, serta tetap berpikir positif dalam kehidupan.