Pintasan.co – Maryam binti Imran adalah salah satu tokoh perempuan yang memiliki tempat istimewa dalam Islam.
Dalam Al-Qur’an, beliau disebut sebagai seorang wanita suci, yang diberi kehormatan menjadi ibu dari Nabi Isa (Yesus). Maryam adalah sosok wanita yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam karena ketakwaan, kesabaran, dan kesuciannya.
Namanya diabadikan dalam sebuah surah, yaitu Surah Maryam (surah ke-19), yang memberikan gambaran tentang kehidupannya, mukjizat kelahiran Nabi Isa, serta kemuliaannya sebagai seorang perempuan pilihan Allah.
Kehidupan Maryam
Maryam berasal dari keluarga yang dikenal saleh. Ayahnya adalah Imran, yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai seorang yang taat dan berasal dari keturunan yang terhormat, sedangkan ibunya, yang dikenal sebagai Hannah, berdoa agar diberikan seorang anak yang dapat berkhidmat kepada Allah.
Setelah kelahiran Maryam, ibunya menyerahkan anaknya untuk dibesarkan di tempat ibadah, sebagai nazar atas doa yang pernah ia panjatkan. Maryam pun dibesarkan oleh Nabi Zakaria, seorang nabi yang juga pamannya, yang sangat menjaga dan mendidiknya.
Sejak kecil, Maryam sudah menunjukkan tanda-tanda ketakwaan dan kedekatannya kepada Allah. Allah menurunkan rezeki dan mukjizat khusus untuknya, seperti tercantum dalam Al-Qur’an, bahwa setiap kali Nabi Zakaria masuk ke mihrab tempat Maryam berada, ia menemukan makanan yang tak biasa, yang datangkan langsung dari Allah sebagai bukti kasih sayang-Nya.
Maryam dan Kelahiran Nabi Isa
Maryam dianugerahi mukjizat besar ketika Allah memilihnya untuk menjadi ibu dari Nabi Isa tanpa adanya suami. Malaikat Jibril diutus untuk menyampaikan kabar gembira bahwa Maryam akan mengandung seorang anak yang kelak menjadi nabi.
Hal ini dijelaskan dalam Surah Ali Imran (3:45-47) dan Surah Maryam (19:16-21), yang menceritakan bagaimana Maryam menanggapi kabar tersebut dengan penuh ketakutan dan keheranan, karena ia tak pernah disentuh oleh seorang laki-laki. Namun, atas kuasa Allah, Maryam mengandung Nabi Isa melalui perintah-Nya.
Ketika tiba waktu melahirkan, Maryam mengalami kesulitan yang sangat besar. Ia terpaksa pergi ke tempat terpencil dan bersandar di sebatang pohon kurma.
Dalam keadaan tersebut, Allah menurunkan mukjizat lain dengan memancarkan udara di bawahnya serta menjadikan pohon kurma tersebut menghasilkan buah sebagai sumber makanan untuk Maryam.
Akhirnya, ia melahirkan Nabi Isa di tempat yang jauh dari keramaian dan kembali kepada kaumnya membawa seorang bayi, yang kemudian berbicara untuk membersihkan nama ibunya dari tuduhan yang keji.
Kemuliaan Maryam dalam Islam
Maryam adalah salah satu dari empat wanita yang disebutkan oleh Nabi Muhammad sebagai wanita paling utama dan mulia dalam sejarah, bersama dengan Asiyah, Khadijah, dan Fatimah.
Al-Qur’an menyebut Maryam sebagai wanita yang suci dan menjaga kehormatannya, bahkan Allah menegaskan bahwa ia dipilih di atas perempuan lainnya di dunia.
Hal ini tercantum dalam Surat Ali Imran (3:42): “Dan (ingatlah) ketika malaikat berkata, ‘Wahai Maryam, sungguh, Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas segala wanita di seluruh alam.’”
Maryam adalah teladan yang luar biasa bagi kaum Muslimah. Ia melambangkan kesucian, ketakwaan, dan kesabaran. Al-Qur’an memuliakan Maryam bukan hanya sebagai ibu dari Nabi Isa, tetapi juga sebagai seorang wanita yang menunjukkan kepasrahan dan keimanan luar biasa kepada Allah.
Dalam Islam, Maryam adalah sosok yang selalu dijadikan inspirasi, sebagai seorang wanita yang tabah, menjaga kehormatan, serta memiliki keyakinan penuh kepada Allah.