Pintasan,co. Jakarta – Pemerintah melalui Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti, mengungkapkan bahwa di Indonesia masih terdapat kekurangan jumlah guru pada beberapa bidang studi tertentu, seperti guru agama, guru olahraga, dan guru kelas.

Menurut Prof. Mu’ti, permasalahan utama yang menyebabkan kekurangan tersebut adalah ketidakseimbangan dalam distribusi guru di seluruh wilayah.

“Kami menerima banyak data yang menunjukkan bahwa kekurangan guru terjadi di berbagai bidang studi, terutama guru olahraga, agama, dan guru kelas. Namun, masalah utamanya terletak pada distribusi guru yang belum merata,” ujar Prof. Mu’ti di Jakarta Selatan pada Selasa (19/11/2024).

Lebih lanjut, Prof. Mu’ti menjelaskan bahwa ketidakseimbangan distribusi ini berkaitan erat dengan sistem otonomi daerah yang memberi wewenang pada pemerintah daerah untuk mengatur penempatan guru.

“Kami di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah tidak bisa banyak berbuat terkait hal ini karena otonomi pengaturan distribusi ada pada pemerintah daerah,” tambahnya.

Meskipun secara keseluruhan rasio guru terhadap siswa di Indonesia sudah mencapai angka yang ideal, yaitu 1:15, Prof. Mu’ti mencatat bahwa masih ada sejumlah sekolah yang kekurangan tenaga pengajar.

“Ada sekolah-sekolah yang hanya memiliki satu guru, sementara di sekolah lain terdapat kelebihan guru. Ini terkait langsung dengan sistem rekrutmen dan distribusi guru,” jelasnya.

Prof. Mu’ti juga menyoroti adanya potensi penyalahgunaan posisi guru dalam konteks politik lokal. Ia menambahkan bahwa terkadang posisi guru digunakan untuk mendukung kepentingan politik kepala daerah.

“Guru-guru yang mendukung kepala daerah yang menang sering kali mendapat promosi atau kenaikan jabatan, sementara mereka yang tidak mendukung bisa dipindahkan ke daerah yang terpencil atau bahkan tanpa akses sinyal,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut menanggapi isu distribusi guru yang tidak merata di Indonesia.

Baca Juga :  Sekjen Gerindra: Kepemimpinan Prabowo Membawa Indonesia Disegani di Dunia Internasional

Dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah yang berlangsung pada Senin (11/11/2024), Gibran menyatakan bahwa sebaran guru di beberapa daerah di Indonesia masih sangat tidak seimbang.

“Ada daerah yang kekurangan guru, tetapi ada juga daerah yang justru kelebihan guru,” kata Gibran.

Kedua pihak sepakat bahwa untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan perhatian lebih terhadap masalah distribusi guru agar setiap wilayah dapat memperoleh jumlah tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan.