Pintasan.co, JakartaAnies Baswedan memberikan tanggapan terkait kasus seorang siswa SD di Kota Medan yang dipaksa duduk di lantai karena menunggak pembayaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) selama tiga bulan.

Menurut Anies, yang juga mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, para guru perlu diberikan pelatihan mengenai metode pendisiplinan yang tepat.

Ia menekankan pentingnya menggunakan pendekatan yang lebih modern dan edukatif, agar metode lama yang sudah tidak relevan lagi bisa ditinggalkan.

“Guru-guru kita harus dibekali dengan pendekatan pendisiplinan yang lebih baik dan sesuai dengan perkembangan zaman,” ujar Anies di Gedung Konvensi TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada Sabtu (11/1).

Anies juga menyarankan agar pihak sekolah turut memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh guru terhadap siswa selalu bersifat edukatif.

Menurutnya, meskipun pemberian sanksi penting untuk menanamkan disiplin, langkah tersebut harus dipertimbangkan dengan hati-hati agar tetap mendidik dan tidak merugikan siswa.

“Semua tindakan pendisiplinan harus mengarah pada perbaikan perilaku siswa dengan cara yang mendidik,” tambah Anies.

Kasus ini berawal dari seorang siswa berusia 10 tahun di SD Swasta Abdi Sukma, Medan, yang dihukum oleh wali kelasnya, seorang guru berinisial H, karena terlambat membayar SPP selama tiga bulan (Oktober-Desember 2024).

Siswa tersebut, yang berinisial M, terpaksa duduk di lantai selama tiga hari saat proses belajar-mengajar sebagai bentuk hukuman atas tunggakan sebesar Rp 180.000.

Kepala SD Abdi Sukma, Juli Sari, menjelaskan bahwa sekolah tidak memiliki kebijakan yang melarang siswa untuk belajar meskipun ada tunggakan SPP, seperti yang diterapkan oleh guru tersebut.

Juli menyebutkan bahwa aturan yang diterapkan oleh guru tersebut adalah kebijakan pribadi tanpa koordinasi dengan pihak sekolah.

Baca Juga :  PDIP Beri Dukungan Penuh, Hasto Tegaskan PDIP Tak Ada Masalah dengan Prabowo

Insiden ini, menurut Juli, terjadi akibat miskomunikasi antara pihak sekolah, guru, dan orang tua siswa.

Atas kejadian ini, Juli menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan bahwa tindakan terhadap guru tersebut telah diambil.

Hariyati, guru yang memberikan hukuman, telah menerima surat peringatan tertulis.

“Setelah rapat dengan guru-guru, pihak yayasan juga sudah memberikan peringatan tertulis kepada yang bersangkutan,” jelas Juli.

Ia juga menyampaikan bahwa rapat lanjutan akan diadakan dengan pihak yayasan pada hari Senin.

Pihak sekolah dan orang tua siswa, Kamelia, mengaku telah menyelesaikan masalah ini melalui komunikasi yang baik.