Pintasan.co, Jakarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, akhirnya memberikan penjelasan mengenai upaya Indonesia untuk bergabung dengan organisasi internasional elit, seperti The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), BRICS, dan The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).

Menurut Prabowo, langkah ini diambil untuk memperkuat diplomasi yang setara dan menghindari konflik antarnegara.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prabowo saat menjadi pembicara utama secara virtual di forum internasional World Government Summit 2025 yang berlangsung di Dubai.

“Kami berusaha lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, menjalin kemitraan yang didasarkan pada saling percaya dan menghormati,” ujar Prabowo dalam keterangannya pada Jumat (14/2).

Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah lama memegang prinsip non-blok, yang menekankan kesetaraan dan diplomasi seimbang.

Pendekatan ini menjadi dasar bagi Indonesia untuk berperan aktif dalam berbagai organisasi internasional.

“Prinsip ini telah membimbing partisipasi Indonesia dalam berbagai organisasi internasional. Misalnya, BRICS, kami juga mengajukan permohonan untuk bergabung dengan OECD, CPTPP, dan Forum Indo-Pasifik yang mempromosikan dialog setara, bukan permusuhan,” jelas Prabowo.

Ia juga menambahkan bahwa Indonesia tetap menjaga hubungan yang baik dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China, sambil tetap mempertahankan kemerdekaan politik luar negerinya.

Prabowo menekankan bahwa hubungan Indonesia dengan negara besar seperti AS dan China penting, namun tetap menjaga kedaulatan negara.

“Kami berupaya membangun hubungan yang konstruktif dengan negara-negara besar tersebut, tanpa mengorbankan kemerdekaan kita sendiri,” lanjutnya.

Prabowo juga mengungkapkan ambisi Indonesia untuk menjadi kekuatan pendorong stabilitas dan pembangunan di kawasan.

Indonesia bertekad untuk menjadi jembatan antara negara-negara Global South dan Global North dalam mendorong perdamaian dunia.

Namun, ia mengingatkan bahwa pengaruh Indonesia di dunia internasional sangat bergantung pada kekuatan domestik yang stabil dan makmur.

“Kita harus menyelesaikan pekerjaan rumah kita terlebih dahulu. Pengaruh internasional kita dan kemampuan memberikan kontribusi yang berarti terhadap stabilitas global terkait erat dengan kekuatan internal kita, ketahanan nasional, serta kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial rakyat kita,” tegasnya.

Di akhir pernyataannya, Prabowo menegaskan visi Indonesia untuk menjadi negara modern dan maju, yang didorong oleh kekuatan terbesar negara ini, yaitu masyarakat dan sumber daya alam yang melimpah.

“Kami bertekad membangun Indonesia sebagai negara yang modern dan maju,” pungkasnya.

Baca Juga :  Presiden Yoon Resmi Dimakzulkan, PM Han Duck-soo Jadi Presiden Sementara