Pintasan.co, Jakarta – Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) telah mengumumkan hasil perhitungan hilal menjelang Ramadhan 1446 H melalui laporan “Informasi Hilal Awal Ramadhan 1446 H”.
Rilis ini dipublikasikan pada Rabu, 26 Februari 2025, dan merujuk pada data hilal pada 29 Sya’ban 1446 H yang jatuh pada 28 Februari 2025.
Perhitungan ini dilakukan pada hari Jumat Legi, dengan lokasi di Gedung PBNU di Jakarta Pusat, yang memiliki koordinat 6º 11′ 25″ LS dan 106º 50′ 50″ BT.
Metode yang digunakan adalah sistem hisab kontemporer khas Nahdlatul Ulama.
Data menunjukkan bahwa ketinggian hilal mar’ie tercatat pada +3 derajat 49 menit 45 detik, dengan elongasi hilal haqiqi sebesar 6 derajat 06 menit 12 detik.
Meskipun hilal sudah berada di atas ufuk, ketinggiannya belum memenuhi kriteria imkanur rukyah karena elongasinya masih kurang dari 6,4 derajat.
Konjungsi atau ijtimak diperkirakan terjadi pada Jumat Legi, 28 Februari 2025, pukul 07:45:14 WIB.
Pada saat itu, posisi matahari terbenam tercatat pada 7 derajat 55 menit 00 detik selatan titik barat, sementara hilal terletak 6 derajat 00 menit 10 detik selatan titik barat, dengan kedudukan hilal 1 derajat 54 menit 50 detik di utara matahari.
LF PBNU juga merilis data hilal di beberapa kota di Indonesia, memperlihatkan variasi ketinggian hilal.
Di Kota Merauke, Papua Selatan, ketinggian hilal mar’ie tercatat +2 derajat 52 menit, dengan elongasi hilal haqiqy sebesar 4 derajat 54 menit, dan durasi hilal di atas ufuk mencapai 15 menit 10 detik.
Sebaliknya, di Kota Lhoknga, Aceh, hilal tercatat dengan ketinggian mar’ie +4 derajat 25 menit, elongasi hilal haqiqy 6 derajat 28 menit, dan durasi di atas ufuk mencapai 22 menit 55 detik.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis informasi terkait hilal yang menyatakan bahwa konjungsi akan terjadi pada 28 Februari 2025 pukul 07:44:38 WIB, saat nilai bujur ekliptika matahari dan bulan sama pada 339,67 derajat.
Periode sinodis bulan dari konjungsi ini hingga konjungsi berikutnya (awal bulan Ramadan 1446 H) adalah 29 hari 12 jam 9 menit.
Di Indonesia, waktu matahari terbenam paling awal pada 28 Februari 2025 terjadi pukul 17:54:26 WIT di Waris, Papua, dan waktu matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18:51:31 WIB di Banda Aceh, Aceh.
BMKG juga mengingatkan bahwa saat rukyatul hilal, pengamat harus berhati-hati terhadap benda astronomis lain yang dapat dianggap sebagai hilal, seperti planet Venus atau Merkurius, atau bahkan bintang Sirius.
Ini bisa membingungkan pengamat karena objek-objek tersebut berada pada jarak sudut yang kecil dengan bulan, seperti Saturnus dan Merkurius yang jaraknya kurang dari 10 derajat dari bulan saat matahari terbenam.