Pintasan.co, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sekali lagi menegaskan keinginannya untuk menguasai Greenland dalam pidato kenegaraannya di Kongres pada Selasa, 4 Maret 2025 malam waktu setempat.

Namun, kali ini, Trump membuatnya tampak seolah-olah keputusan tersebut ada di tangan mereka. Setelah sekadar menyebutkan negara tersebut, beberapa orang, termasuk Ketua DPR Mike Johnson dan Wakil Presiden JD Vance, tampak tertawa.

“Kami sangat mendukung hak Anda untuk menentukan masa depan Anda sendiri, dan jika Anda memilih, kami menyambut Anda di Amerika Serikat,” ujar Trump, seperti yang dikutip dari CNN, Rabu, 5 Maret 2025.

“Kami membutuhkan Greenland untuk keamanan nasional dan internasional. Kami sedang bekerja dengan semua pihak yang terlibat untuk mendapatkannya, tetapi kami benar-benar membutuhkannya untuk keamanan dunia internasional, dan saya yakin kami akan mendapatkannya.” tambah Trump.

“Dengan cara apa pun, kami akan mendapatkannya. Kami akan menjaga Anda tetap aman. Kami akan membuat Anda kaya,” tegas Trump.

“Dan bersama-sama, kami akan membawa Greenland ke tingkat yang belum pernah Anda bayangkan sebelumnya,” tambahnya.

Penolakan Keras penduduk Greenland

Mayoritas penduduk Greenland sangat menentang ide untuk meninggalkan wilayah Denmark dan bergabung dengan AS.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Verian dan diterbitkan oleh surat kabar Denmark Berlingske serta publikasi Sermitsiaq milik Greenland menunjukkan bahwa 85 persen penduduk Greenland tidak ingin menjadi bagian dari AS.

Menurut The Japan Times, Rabu, 29 Januari 2025, hanya sekitar 6 persen warga Greenland yang lebih memilih AS daripada Denmark, sementara 9 persen lainnya belum memutuskan.

Perdana Menteri Greenland, Mute B. Egede, menyatakan bahwa penduduk wilayah Arktik yang kaya mineral itu tidak ingin menjadi bagian dari AS.

Baca Juga :  Ribuan Staf VOA dan Media AS Diberhentikan Setelah Perintah Eksekutif Trump

Meski begitu, Egede memahami keinginan Donald Trump untuk menguasai lokasi strategis tersebut dan ia terbuka untuk menjalin kerja sama yang lebih besar dengan Washington.

Komentar tersebut muncul setelah Trump menyatakan sebelumnya bahwa ia tidak akan menutup kemungkinan menggunakan kekuatan atau tekanan ekonomi untuk menjadikan Greenland, wilayah semi-otonom Denmark, sebagai bagian dari AS.

Egede mengakui bahwa Greenland adalah bagian dari benua Amerika Utara dan merupakan lokasi yang dianggap Amerika Serikat sebagai bagian dari dunia mereka.

Ia juga menyebutkan bahwa meskipun ia belum berbicara dengan Trump, ia terbuka untuk berdialog mengenai hal-hal yang dapat menyatukan kedua belah pihak.

“Kerja sama adalah tentang dialog. Kerja sama berarti Anda akan bekerja menuju solusi,” ujar Egede.

Egede telah menyuarakan keinginan untuk kemerdekaan Greenland, dengan menyebutkan bahwa Denmark adalah negara kolonial yang tidak selalu memperlakukan penduduk asli Inuit dengan baik.

“Greenland adalah milik rakyat Greenland. Kami tidak ingin menjadi orang Denmark, kami tidak ingin menjadi orang Amerika. Kami ingin menjadi orang Greenland,” tegasnya dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen di Kopenhagen.