Pintasan.co, Yogyakarta –Banyak jajanan di pinggir jalan Kota Yogyakarta ini menjadi andalan semua orang, terutama anak-anak sekolah, saat lapar. Cilor, maklor, dan milor adalah salah satu camilan yang paling populer dan disukai.
Cilor merupakan “aci dan telur” adalah merupakan makanan khas Sunda yang terbuat dari tepung tapioka atau yang biasa disebut “aci” dalam Bahasa Sunda yang dimasak dengan cara aci dibalut dengan telur.
Maklor merupakan singkatan (makaroni aci telur). Maklor digoreng menggunakan cetakan khusus berbentuk bulat dan diberi bumbu tabur sebagai pelengkapnya. Rasa bumbu tabur yang digunakan beragam, seperti bumbu manis, bumbu keju, bumbu asin, dan bumbu pedas.
Milor singkatan dari mi dan telor, yaitu camilan ringan berupa gorengan yang dibuat dari dua bahan dasar mi dan telur.
Usaha cimol ini milik pasangan suami istri bernama Riayuana dan Rahmat. Sudah ada sejak tahun 2020.
Sebelum berjualan berbagai macam camilan seperti saat ini,Rahmat dahulunya berjualan cilor dan maklor.
Menurut Rahmat berjualan disaat sedang pandemi Covid-19 sangat sulit dikarenakan banyak mahasiswa yang kuliah online.
Namun, setelah pandemi berakhir Rahmat menambahkan beberapa menu yaitu milor dan es teh jumbo.
“Menu baru kita adalah milor dan es teh jumbo dengan harga yang sama seperti menu yang lainnya,” kata Rahmat saat berjualan di kampus UAD 4
Meskipun sudah menambah menu baru Rahmat mengatakan bahwa usahanya ini pernah sepi jika mahasiswa sedang libur kuliah.
“Jika mahasiswa libur kuliah dagangan tidak terjual habis karena mereka pulang kampung 1-2 bulan, itulah yang membuat jualan saya sepi,”lanjut Rahmat
Harga 1 porsi cilor,maklor,dan milor dimulai dari Rp.5.000 untuk ukuran kecil dan untuk ukuran besar dengan harga Rp.15.000.
Rahmat mengaku menyesuaikan produknya untuk bisa menjangkau semua kalangan. Walaupun berjualan di sekitar kampus, target market mereka bukan hanya mahasiswa, namun semua kalangan.