Pintasan.co, Jakarta – Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan persetujuan bersyarat terhadap 33 calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) RI yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di hadapan Komisi I DPR RI.

Ke-33 calon dubes LBBP RI tersebut telah menyelesaikan proses uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan secara tertutup oleh Komisi I DPR pada hari Selasa hingga Rabu (17-18 September).
“Ya (disetujui), ada catatan, sifatnya rahasia, saya enggak mungkin sampaikan,” kata Meutya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.
Saat ditanya mengenai waktu pengajuan nama-nama tersebut ke rapat paripurna DPR RI untuk mendapatkan persetujuan, Meutya menyerahkan keputusan tersebut kepada pimpinan DPR RI.

Mengenai kemungkinan adanya calon duta besar LBBP RI tambahan yang akan mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di kemudian hari, Meutya menegaskan bahwa kemungkinan besar hanya 33 nama tersebut yang diajukan.

“Ya, sepertinya melihat waktunya kan sudah selesai, minggu depan kita sudah minggu terakhir,” kata dia.
Sebelumnya, publik sempat dihebohkan dengan beredarnya daftar 46 nama yang diajukan oleh Presiden untuk mendapatkan pertimbangan dari DPR RI sebagai calon duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) RI.

Dari daftar tersebut, sebanyak 33 calon dubes LBBP RI mengikuti uji kelayakan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Komisi I DPR RI pada Selasa hingga Rabu (17-18 September) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Berdasarkan data yang diperoleh dari ANTARA, nama-nama calon dubes LBBP RI ini berasal dari beragam latar belakang, mulai dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, anggota DPR RI, hingga mantan hakim konstitusi.

Berikut 33 nama calon dubes LBBP RI yang telah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi I DPR RI:

  1. Cecep Herawan, untuk Republik Korea, berkedudukan di Seoul.
  2. Chandra Warsenanto Sukotjo, untuk Republik Islam Pakistan, berkedudukan di Islamabad.
  3. Junimart Girsang, untuk Italia, berkedudukan di Roma.
  4. Muhsin Syihab, untuk Republik Ferasi Brasil, berkedudukan di Brasilia.
  5. Orias Petrus Moedak, untuk Jepang, berkedudukan di Tokyo.
  6. Yuyu Sutisna, untuk Kerajaan Maroko, berkedudukan di Rabat.
  7. Andreano Erwin, untuk Republik Serbia, berkedudukan di Beograd.
  8. Didik Eko Pujianto, untuk Republik Irak, berkedudukan di Baghdad.
  9. Fikry Cassidy, untuk Republik Bolivaria Venezuela, berkedudukan di Caracas.
  10. Fransiscus De Salles Toferry Primanda Soetikno, untuk Republik Sosialis Vietnam, berkedudukan di Hanoi.
  11. Rolliansyah Soemirat, untuk Republik Islam Iran, berkedudukan di Tehran.
  12. Vedi Kurnia Buana, untuk Republik Chile, berkedudukan di Santiago.
  13. Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo, untuk Republik Finlandia, berkedudukan di Helsinki.
  14. Listiana Operananta, untuk Republik Bulgaria, berkedudukan di Sofia.
  15. Penny Dewi Herasati, untuk Hungaria, berkedudukan di Budapest.
  16. Rina Prihtyasmiarsi Soemarno, untuk Republik Ceko, berkedudukan di Praha.
  17. Siti Nugraha Mauludiah, untuk Kerajaan Denmark, berkedudukan di Kopenhagen.
  18. Yayan Ganda Hayat Mulyana, untuk Kerajaan Swedia, berkedudukan di Stockholm.
  19. Agung Cahaya Sumirat, untuk Republik Kamerun, berkedudukan di Yaonde.
  20. Hendra Halim, untuk Republik Panama, berkedudukan di Panama City.
  21. Kartika Candra Negara, untuk Republik Mozambik, berkedudukan di Maputo.
  22. Mirza Nurhidayat, untuk Republik Namibia, berkedudukan di Windhoek.
  23. Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji, untuk Republik Kenya, berkedudukan di Nairobi.
  24. Ardian Wicaksono, untuk Republik Senegal, berkedudukan di Dakar.
  25. Arief Hidayat, untuk Republik Zimbabwe, berkedudukan di Harare.
  26. Bambang Suharto, untuk Republik Federal Nigeria, berkedudukan di Abuja.
  27. Chery Sidharta, untuk Republik Deokratik Federal Ethiopia, berkedudukan di Addis Ababa.
  28. Simon Djatko Irwantoto Soekarno, untuk Republik Kuba, berkedudukan di Havana.
  29. Agus Priono, untuk Republik Suriname, berkedudukan di Paramaribo.
  30. Dicky Komar, untuk Republik Lebanon, berkedudukan di Beirut.
  31. Manahan MP Sitompul, untuk Bosnia dan Herzegovina, berkedudukan di Sarajevo.
  32. Siti Ruhaini Dzuhayatin, untuk Republik Uzbekistan, berkedudukan di Tashkent.
  33. Susi Marleny Bachsin, untuk Portugal, berkedudukan di Lisbon.
Baca Juga :  Prabowo Hidupkan Kembali Dewan Ekonomi Nasional dan Dinahkodai oleh Luhut