Pintasan.co, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan keinginannya agar pendidikan mengenai jual-beli saham dimulai sejak usia dini, bahkan dari jenjang sekolah dasar (SD).
Dalam kesempatan pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2025, Kamis (2/1/2025), yang disiarkan melalui kanal YouTube Indonesia Stock Exchange (IDX) pada Jumat (3/1/2025), Sri Mulyani mengajak BEI dan pihak terkait untuk memasukkan materi saham ke dalam kurikulum pendidikan.
Sri Mulyani menyoroti bahwa literasi masyarakat terkait pasar saham masih tergolong rendah.
Oleh karena itu, edukasi tentang saham dan pasar modal perlu diperluas agar lebih banyak masyarakat memahami dan terlibat dalam investasi.
Ia juga mencatat perkembangan positif terkait investasi di kalangan pelajar dan mahasiswa, di mana mereka mulai membeli Surat Berharga Negara (SBN) melalui instrumen investasi yang terjangkau.
“Ini merupakan hal yang baik untuk kita semua,” ujar Sri Mulyani.
Mengacu pada pengalamannya sendiri, Sri Mulyani bercerita bahwa ia baru mengenal bursa efek saat menjadi mahasiswa.
Ia berharap generasi saat ini dapat mempelajari hal tersebut lebih awal, mulai dari SD hingga tingkat menengah.
“Seharusnya pendidikan tentang bursa efek tidak hanya dimulai di perguruan tinggi, tetapi sejak tingkat sekolah dasar. Dengan begitu, siswa menjadi lebih terbiasa dengan konsep bursa efek. Untuk mencapainya, kita perlu bekerja sama memasukkan materi ini ke dalam kurikulum serta merancang metode penyampaian yang sesuai,” jelasnya.
Selain itu, Sri Mulyani menegaskan pentingnya memastikan bahwa saham yang diajarkan dan diperkenalkan berasal dari perusahaan dengan tata kelola yang baik.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap investasi di pasar saham.
“Literasi sejak dini dan diversifikasi tabungan harus diimbangi dengan jaminan bahwa surat berharga yang mereka beli benar-benar memiliki nilai. Ini adalah tantangan besar yang harus kita atasi bersama,” tambahnya.