Pintasan.co, Jakarta – Sebulan menjelang pelantikannya sebagai presiden terpilih, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melanjutkan rangkaian kunjungan kerja ke negara-negara anggota ASEAN.
Dalam upayanya memperkuat hubungan diplomatik dan kerjasama pertahanan, Prabowo kali ini mengunjungi Filipina, di mana ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ferdinand Romualdez Marcos.
Kedatangan Prabowo di Villamor Air Base, Manila, pada malam (19/09/2024), disambut hangat oleh MGEN Pablo Rustia, Komandan Instalasi Udara Angkatan Udara Filipina.
Kunjungan ini menunjukkan komitmen Prabowo untuk membangun jaringan kerja sama yang lebih erat di kawasan, menjelang pelantikannya pada 20 Oktober mendatang.
Rencana pertemuan antara Prabowo dan Presiden Marcos akan dilaksanakan di Istana Malacanang pada 20 September, dan menjadi agenda penting bagi kedua negara. Diskusi yang diagendakan meliputi berbagai isu krusial, termasuk kerja sama pertahanan di Asia Tenggara, yang diharapkan dapat menciptakan kemitraan strategis antara Indonesia dan Filipina.
Dalam konteks ini, Biro Humas Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan menegaskan pentingnya upaya kolaboratif untuk menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, yang saat ini menghadapi berbagai tantangan.
Kunjungan ini merupakan yang ketujuh bagi Prabowo ke negara-negara ASEAN selama bulan September. Sebelumnya, ia telah melakukan kunjungan ke Vietnam, Brunei Darussalam, Laos, Kamboja, Thailand, dan Malaysia.
Pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada 7 September lalu, menunjukkan bagaimana kerja sama pertahanan kedua negara semakin erat pasca penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bidang pertahanan antara Indonesia dan Malaysia pada 9 Agustus 2022.
Prabowo menekankan pentingnya kolaborasi di berbagai sektor, termasuk industri pertahanan, pendidikan, operasi, dan latihan.
“Saya menegaskan kembali komitmen Kemenhan RI untuk menciptakan hubungan bilateral yang harmonis dan saling menguntungkan bagi kedua negara,” ujarnya pada pertemuan tersebut.
Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengungkapkan bahwa rangkaian kunjungan Prabowo merupakan langkah strategis dalam diplomasi di masa transisi.
“Kedatangan Prabowo bukan sekadar kunjungan menteri pertahanan, tetapi juga menandai peranannya sebagai presiden terpilih yang memiliki tanggung jawab untuk memperkuat hubungan bilateral dan regional,” jelasnya.
Dengan pendekatan diplomatik yang aktif ini, Prabowo berharap dapat membangun fondasi yang kuat bagi pemerintahan mendatang, mengingat kompleksitas tantangan keamanan dan politik yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN.
Kerja sama yang terjalin diharapkan dapat mengoptimalkan potensi kolaborasi di bidang pertahanan dan keamanan, serta mengatasi isu-isu regional yang memerlukan perhatian bersama.
Sebagai presiden terpilih, Prabowo menyadari pentingnya untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara tetangga, terutama dalam menghadapi dinamika geopolitik yang terus berubah.
Kunjungan ini tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, tetapi juga menunjukkan komitmen yang tinggi untuk menciptakan kawasan yang aman dan stabil bagi semua.