Pintasan.co – Iri dan dengki adalah dua perasaan negatif yang sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perspektif Islam, keduanya memiliki dampak yang buruk bagi diri seseorang dan masyarakat.
Islam mengajarkan untuk menjauhi sifat-sifat yang dapat merusak hubungan antar sesama, termasuk iri dan dengki. Mari kita bahas lebih lanjut tentang pengertian iri dan dengki serta pandangan Islam terhadap keduanya.
Pengertian Iri dan Dengki
Iri (Hasad)
Iri atau hasad adalah perasaan tidak senang atau cemburu ketika melihat keberhasilan atau kenikmatan yang dimiliki orang lain.
Orang yang iri biasanya merasa ingin agar orang yang sukses atau beruntung kehilangan apa yang dimilikinya, meskipun ia tidak menginginkan kenikmatan tersebut untuk dirinya sendiri.
Dengki (Ghibtah)
Dengki, atau dalam istilah Arab disebut ghibtah , berbeda dengan iri. Dalam konteks ini, dengki muncul ketika seseorang menginginkan kenikmatan atau keberhasilan orang lain untuk dirinya sendiri. Sifat ini mencerminkan keinginan untuk mencapai posisi atau keberhasilan yang sama dengan orang lain, tanpa ada perasaan permusuhan atau kebencian terhadap orang tersebut.
Iri dan Dengki dalam Perspektif Islam
Dalam Islam, baik iri maupun dengki sangat dilarang karena keduanya mengandung unsur kebencian, kedengkian, dan ketidakpuasan terhadap takdir Allah. Banyak ayat dalam Al-Qur’an dan hadis yang mengingatkan umat Islam untuk menjauhi kedua sifat tersebut.
Larangan Iri dalam Al-Qur’an
Dalam Surah Al-Falaq (113:5), Allah berfirman, “Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Ayat ini menunjukkan bahwa perasaan iri dan dengki dapat membawa dampak buruk bagi diri seseorang dan orang lain di sekitarnya. Iri dapat merusak hati dan menghalangi seseorang untuk bersyukur atas apa yang diberikan Allah.
Hadis Nabi tentang Iri dan Dengki
Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan umatnya untuk menjauhi perasaan iri dan dengki.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi bersabda, “Hati-changer kalian dari penyakit hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Muslim)
Hadis ini menggambarkan bahwa iri dan dengki dapat menghapuskan amal baik yang telah dilakukan seseorang.
Perbedaan Iri dan Bersyukur
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Sebaliknya, iri muncul ketika seseorang merasa tidak puas dengan pemberian Allah kepadanya dan ingin memiliki apa yang dimiliki orang lain.
Dalam Surat Al-Baqarah (2:261), Allah menggambarkan betapa bersyukur dan membalas kebaikan dengan kebaikan.
Dampak Negatif Iri dan Dengki
- Merusak Hubungan Sosial. Iri dan dengki dapat merusak hubungan antar sesama umat manusia. Ketika seseorang merasa iri, ia akan cenderung menjauhkan diri dari orang yang ia iri, bahkan bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan pentingnya ukhuwah atau persaudaraan.
- Mengurangi Kualitas Ibadah. Kedua sifat ini juga dapat mengurangi kualitas ibadah seorang Muslim. Seorang yang selalu dipenuhi dengan perasaan iri atau dengki akan lebih mudah terjerumus ke dalam kebencian dan perasaan negatif yang mengganggu ketenangan hati. Dalam Islam, hati yang bersih dan suci adalah syarat diterimanya amal ibadah.
- Menyebabkan Kehilangan Ketenangan Hati. Iri dan dengki akan merusak kedamaian batin. Ketika seseorang terobsesi dengan keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain, ia akan terus merasa tidak puas dengan kehidupannya. Islam mengajarkan untuk selalu merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah dan fokus pada memperbaiki diri sendiri.
Cara Menghindari Iri dan Dengki
- Memperbanyak Doa. Seorang Muslim harus memohon kepada Allah untuk diberikan hati yang bersih dan jauhkan dari perasaan buruk seperti iri dan dengki. Doa adalah sarana yang paling ampuh untuk meminta pertolongan Allah agar terhindar dari sifat-sifat tercela.
- Menumbuhkan Rasa Syukur. Salah satu cara untuk menghindari iri dan dengki adalah dengan selalu bersyukur kepada Allah atas apa yang telah diberikan. Dengan rasa syukur, hati akan menjadi lebih tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh apa yang dimiliki orang lain.
- Berusaha untuk memperbaiki Diri. Islam mengajarkan untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Daripada iri terhadap keberhasilan orang lain, seseorang harus fokus pada peningkatan diri dan amal kebaikan. Dalam Surat Al-A’raf (7:199), Allah berfirman, “Tunjukkanlah maaf, suruhlah yang makruf, dan tercerminlah dari orang-orang yang bodoh.”
Iri dan dengki adalah dua sifat yang sangat dilarang dalam Islam karena dapat merusak hubungan antar sesama, mengurangi amal ibadah, dan menyebabkan ketidaktenangan hati.
Sebagai seorang Muslim, penting untuk selalu bersyukur dan berusaha memperbaiki diri daripada terjerumus dalam perasaan buruk tersebut.
Dengan menjaga hati dan memperbanyak doa, seseorang dapat terhindar dari iri dan dengki, serta meraih ketenangan batin dalam kehidupan dunia dan akhirat.