Pintasan.co, Yogyakarta – Gunung Merapi mengeluarkan 6 kali guguran lava pada Selasa (21/05/2025). Selama periode pengamatan antara pukul 00.00-06.00, guguran lava tersebut mengarah ke Barat Daya (Kali Bebeng dan Kali Krasak) dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.600 meter.

Tercatat pula adanya sejumlah kegempaan. Terjadi 21 guguran, amplitudo : 3-19 mm, dan durasi : 56.24-165.94 detik. Hybrid/Fase Banyak terjadi 9 kali, amplitudo : 3-10 mm, S-P : 0.5-0.7 detik, dan durasi : 10.77-12.06 detik.

Menurut pengamatan meteorologi, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 19.1-20.5 °C, kelembaban udara 82-87 persen, dan tekanan udara 869.7-913.4 mmHg. 

Berdasarkan pengamatan visual, Gunung Merapi terlihat jelas dengan asap kawah bertekanan lemah yang berwarna putih, memiliki intensitas sedang, dan mencapai ketinggian 15 m di atas puncak kawah.

Saat ini, status Gunung Merapi masih Siaga atau Level III.

Potensi bahaya yang ada meliputi guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya, yang mencakup Sungai Boyong hingga 5 km, Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga 7 km. Di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro hingga 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km.

Lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak gunung.

Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih terus berlangsung, yang berpotensi memicu terjadinya awan panas guguran di area dengan potensi bahaya.

Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di daerah yang berisiko tersebut.

Selain itu, masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran (APG), terutama saat hujan turun di sekitar Gunung Merapi.

Masyarakat juga diminta untuk mengantisipasi potensi gangguan akibat abu vulkanik yang dapat muncul dari erupsi Gunung Merapi.

Baca Juga :  Pertumbuhan Ekonomi RI 8%, Parwa Institute: Dorong Kebijakan Ekonomi Berkualitas

BPPTKG akan terus memantau aktivitas Gunung Merapi. Apabila terjadi perubahan signifikan dalam aktivitasnya, tingkat kewaspadaan Gunung Merapi akan segera dievaluasi kembali.