Pintasan.co, Yogyakarta – Pemkot Yogyakarta mengambil langkah penghematan listrik dan air sebagai dampak dari efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat.

Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, menyatakan bahwa langkah ini harus ditempuh oleh kas daerah sebagai bagian dari upaya ‘mengencangkan ikat pinggang’.

“Misalnya, pulang kerja semua listrik mati. Ruangan yang tidak dipakai, listriknya dimatikan. Jadi, listrik, air dan semua fasilitas yang bisa dihemat kita lakukan penghemetan,” ujarnya, Selasa (11/2/2025).

Ia percaya bahwa penghematan penggunaan listrik dan air akan sedikit banyak membantu mengurangi beban pengeluaran Pemkot Yogyakarta dalam membayar retribusi.

Meskipun demikian, Sugeng belum dapat memastikan seberapa besar persentase penghematan anggaran yang dapat dicapai dibandingkan dengan periode sebelumnya.

“Minimal mengurangi budget atau anggaran pemerintah, karena listrik banyak sekali. Apalagi untuk mengoperasionalkan komputer dan IT. Mungkin, kalau IT harus selalu on,” cetusnya.

“Tapi, kalau komputer-komputer operasional kan bisa dimatikan ya, terutama ketika hari libur, lalu keran-keran air itu budgetnya cukup banyak juga kan,” tambah Pj Wali Kota.

Sugeng juga menjelaskan bahwa kebijakan Work From Home (WFH) yang kini banyak diterapkan di berbagai instansi pemerintah, belum akan diberlakukan di Pemkot Yogyakarta.

Selain itu, program-program penting yang langsung berhubungan dengan masyarakat dipastikan tetap berjalan tanpa terpengaruh oleh efisiensi anggaran.

“Memang ada program yang harus kita lakukan dengan penghematan. Tapi, tentu bukan pada kegiatan yang wajib mengikat dan program-program yang sangat penting,” pungkasnya.

Baca Juga :  Semarak Perayaan Ulang Tahun ke-2 Camp IAC Jateng-DIY di Lereng Merapi