Pintasan.co, Jakarta – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memberikan pernyataan keras mengenai situasi di Gaza dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB pada Selasa, 29 April 2025.
Guterres menyatakan bahwa krisis kemanusiaan di Gaza telah mencapai tingkat yang “melampaui bayangan,” mengutuk blokade yang diberlakukan oleh Israel, yang menurutnya telah menghalangi lebih dari dua juta warga Palestina untuk mengakses kebutuhan dasar.
Dikutip dari Iran News Daily pada Rabu, 30 April 2025, Guterres juga mengungkapkan bahwa hampir 2.000 warga Palestina telah tewas sejak Israel melancarkan serangan udara pada 18 Maret lalu. Ia menekankan bahwa bantuan kemanusiaan sangat penting dan tidak bisa ditawar.
“Bantuan harus diberikan tanpa syarat,” tegas Guterres. Ia juga mendesak Israel untuk memenuhi kewajiban perlindungan terhadap warga sipil dan membuka akses untuk distribusi bantuan.
Gaza Bagian dari Palestina
Dalam pernyataannya, Guterres menyampaikan tiga poin utama mengenai krisis di Gaza. Pertama, ia mengkritik dampak blokade Israel yang telah menghalangi lebih dari dua juta orang dari akses bantuan penting seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Kedua, ia menegaskan bahwa Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan, yang sejalan dengan komitmen PBB untuk solusi dua negara.
Ketiga, ia memperingatkan pentingnya menghormati gencatan senjata dan integritas wilayah Lebanon, sebagai langkah untuk mencegah ketidakstabilan regional lebih lanjut.
Hal ini mencerminkan kekhawatiran PBB bahwa ketegangan di Gaza dapat merembet ke wilayah lain.
Tekanan Internasional terhadap Israel
Pernyataan Guterres disampaikan di tengah kembalinya operasi militer Israel setelah pelanggaran gencatan senjata pada Januari 2025.
Laporan dari lembaga PBB menunjukkan bahwa kelaparan dan kekurangan obat-obatan di Gaza telah mencapai kondisi kritis, memperburuk situasi bagi warga sipil.
Kondisi ini juga menyebabkan lonjakan malnutrisi akut pada anak-anak, yang memperlihatkan dampak jangka panjang dari blokade terhadap kesehatan generasi muda Palestina.
Pernyataan Guterres datang di tengah tekanan internasional yang semakin besar terhadap Israel, termasuk surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait dugaan kejahatan perang.
Krisis Gaza terus menjadi tantangan besar bagi diplomasi global dan integritas hukum internasional di bidang kemanusiaan.