Pintasan.co, Jakarta – Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin gerakan Hamas untuk membahas proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat dalam konflik antara Israel dan Palestina.
Menurut laporan jurnalis Axios, Barak Ravid, melalui platform X, pertemuan tersebut akan berlangsung di Doha pada Senin malam.
Ravid juga mengungkapkan bahwa pembahasan akan mencakup transisi ke tahap mediasi guna menyelesaikan perbedaan yang masih ada antara pihak-pihak terkait.
Sementara itu, militer Israel kembali melanjutkan serangannya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza pada malam 18 Maret 2025, yang oleh sebagian pihak disebut sebagai bagian dari tindakan genosida.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim bahwa operasi militer tetap berlangsung karena Hamas menolak rencana gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat, termasuk soal pembebasan sandera.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sejak dimulainya kembali serangan tersebut, lebih dari 4.000 warga Palestina telah meninggal dunia dan lebih dari 11.700 orang mengalami luka-luka.
Di sisi lain, juru bicara Hamas, Jihad Taha, menyatakan bahwa pihaknya telah meminta mediator AS, Steve Witkoff, untuk memberikan jaminan tertulis yang serius terkait penghentian perang oleh Israel di Gaza. Taha menyebut bahwa proposal yang diajukan Witkoff masih belum memenuhi sejumlah tuntutan utama Hamas, termasuk jaminan penghentian total perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari wilayah Gaza.
Meski demikian, Hamas tetap terbuka terhadap setiap usulan yang berpotensi mengarah pada penghentian kekerasan dan penarikan militer Israel, namun tetap menekankan bahwa gencatan senjata harus bersifat menyeluruh dan tidak bersyarat.