Pintasan.co, Yogyakarta – Pempek, mpek-mpek, atau dalam bahasa Indonesia empek-empek, adalah makanan khas Palembang, Sumatera Selatan.
Bisa dibuat dari daging ikan tenggiri atau ikan gabus yang digiling, dicampur dengan tepung kanji atau tepung sagu, dan ditambahkan telur, bawang putih yang dihaluskan, penyedap rasa, dan garam. Cuko adalah kuah yang memiliki rasa asam, manis, dan pedas yang biasanya digunakan untuk menyediakan pempek.
Pempek Laris, yang terletak di samping Stadion Mandala Krida, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta.
Pemilik pempek laris ini asli jawa tetapi beliau pernah merantau ke palembang,namun pada saat kembali ke Jogja beliau membuka usaha ini.
Sudah ada sejak tahun 2004 usaha pempek ini dirintis. Sementara itu, pada tahun 2006-2009 usaha ini sangat melejit dan banyak yang membeli.
Namun pada tahun 2020, saat pandemi di cabang mandala krida tidak mengalami omzet yang begitu menurun tetapi berbeda dengan cabang lain yang mengalami penurunan penjualan.
Dalam sehari bisa menghabiskan kurang lebih 300-500 produksi pempek per item, dan omzet yang di hasilkan Rp2.500.000 untuk satu hari.
Pempek yang ditawarkan dengan harga terjangkau dimulai dari Rp4.000-10.000.
Menu pempek yang dijual adalah Lenjer Potong, Ad’an, dan Kapal Selam.
Menurut Agus salah satu karyawan pempek laris ini mengatakan bahwa di yogyakarta sudah memilik 4 cabang.
“Lokasi disini sangat strategis dan cocok bagi yang sudah berolahraga dan ingin makan pempek pinggir jalan namun rasanya tidak kalah enak dengan pempek yang berasal dari palembang,” ujar Agus saat berjualan di Mandala Krida.
Target pasar usaha ini adalah menegah kebawah yang artinya semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa bisa menyantap makanan asin dan gurih ini.
Pempek tidak hanya sekadar hidangan, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya dan kebanggaan masyarakat. Dengan cita rasa yang khas dan proses pembuatannya yang tradisional, pempek tetap menjadi salah satu kuliner Indonesia yang paling dicari dan dinikmati oleh banyak orang.