Pintasan.co, Aceh Tamiang – Sebanyak 71 sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Aceh Tamiang kembali memulai aktivitas belajar mengajar setelah terdampak bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut sejak akhir November lalu. Kegiatan belajar kembali digelar setelah fasilitas sekolah dibersihkan dari sisa lumpur dan material banjir.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang, Sepriyanto, mengatakan pembukaan kembali sekolah tidak hanya bertujuan mengejar ketertinggalan pelajaran, tetapi juga menjadi bagian penting dari pemulihan kondisi mental para siswa pascabencana.
“Ini merupakan bagian penting dari pemulihan kondisi psikologis para siswa. Aktivitas sekolah ini kembali dijalankan guna memastikan pelaksanaan proses pendidikan bagi anak-anak tetap terjaga,” kata Sepriyanto, Selasa (23/12/25).
Menurutnya, percepatan dimulainya kembali kegiatan sekolah dinilai penting untuk mengurangi tingkat stres, trauma, maupun kejenuhan yang dialami anak-anak setelah bencana.
“Selain itu, hadirnya anak-anak di sekolah sangat penting untuk mengurangi potensi stres atau trauma akibat bencana yang mereka alami. Sekolah menjadi ruang aman bagi mereka untuk kembali berinteraksi dengan teman sebaya dan guru,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pembersihan dan rehabilitasi lingkungan sekolah dilakukan secara gotong royong oleh TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), petugas pemadam kebakaran, serta para relawan. Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan sekolah kembali layak dan aman digunakan.
Diketahui, banjir akibat intensitas hujan tinggi pada akhir November lalu sempat melumpuhkan akses pendidikan di 12 kecamatan di Aceh Tamiang. Namun, koordinasi cepat antara pemerintah daerah dan pihak sekolah dinilai mampu mempercepat pemulihan fasilitas umum, khususnya ruang kelas dan sanitasi.
Meski aktivitas belajar mengajar telah kembali berjalan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang tetap mengimbau seluruh satuan pendidikan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem susulan, mengingat puncak musim hujan masih berlangsung.
Sepriyanto menambahkan, sesuai arahan Bupati Aceh Tamiang Armia Pahmi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekolah diminta segera melaporkan kerusakan sarana dan prasarana yang bersifat struktural agar dapat diusulkan perbaikannya melalui anggaran darurat maupun bantuan sektoral pemerintah.
